Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Godaan Terberat yang Pernah Saya Alami

7 Juli 2019   19:17 Diperbarui: 7 Juli 2019   19:21 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi:stocksy.united.com

Bagi yang sudah pernah mengalami ,betapa tersiksanya ketika kesasar di Padang Pasir selama berjam jam,sementara persediaan air yang dibawa dari rumah sudah kering ,bagaimana rasanya ? Tapi karena sudah pernah saya tuliskan tentang perjalanan kami ke Padang Pasir Pinnacles di Australia Barat,maka tentu akan membosankan bila saya tulis ulang disini.

Kalimat pembuka diatas,hanyalah sebagai sebuah analogi.untuk menggambarkan kondisi keuangan kami,ketika bekerja di salah satu perusahaan karet di pinggiran kota Medan. Karena seluruh modal yang ada sudah habis,akibat  salah perhitungan dan merugi ketika mencoba menjadi pedagang antar kota ,Medan - Padang. Bahkan untuk menutupi biaya hidup kami berdua, karena pada waktu itu anak kami belum lahir,maka satu persatu perhiasan istri saya dijual . 

Mau bekerja di Medan ,pertanyaan yang klise adalah :"Anda bisa berbahasa Hokkian? " Ketika saya jawab bahwa saya lahir dan dibesarkan di Padang,sehingga cuma bisa bilang : "Kamsia",maka langsung saya ditolak. 

Bersyukur bertemu dengan teman dari Padang,yang menjadi salah satu staf di perusahaan karet di Desa Deli Serdang dan berkantor di Jalan Irian Jaya di kota Medan. Saya menceritakan bahwa saya sedang mencari pekerjaan apa saja,tapi karena tidak bisa berbahasa Hokkien,  tidak ada yang mau menerima saya bekerja. Agnes yang sahabat baik dari istri saya dan sekaligus tetangga semasa tinggal di Jalan Proklamasi di Padang,berjanji akan memberi kabar secepatnya. 

Luar biasa,esok harinya Agnes secara khusus datang ke rumah tante  kami di jalan Gandhi no.37 F  ,yang lokasinya di persimpangan Jalan Asia ,Medan dan membawa kabar baik, bahwa ada lowongan kerja,tapi di luar kota,yakni di pabrik karet. Tentu saja berita gembira ini,kami sambut dengan rasa syukur dan berterima kasih kepada Agnes.yang bagi kami bagaikan Malaikat Penolong. Bahkan bukan hanya saya saja yang diterima bekerja di bagian gudang,tapi istri saya juga diterima kerja di kantor bagian tata usaha. Masih ada fasilitas lainnya,yakni kami boleh tinggal di pemondokan buruh ,secara gratis.

Ketika kami pamitan pada tante ,dimana kami diberikan tumpangan secara gratis, tante menangis.Karena sesungguhnya bagi dirinya,sama sekali tidak menjadi masalah saya tidak bekerja dan kami berdua ,selain dari menumpang tinggal,juga ikut makan bersama.Tapi kami tidak ingin membebani tante kami dengan kehidupan kami berdua

Kerja di Pabrik Karet

Walaupun tempat pemondokan buruh,dimana kami tinggal,hanya seluas 3 x 4 meter dan terdiri dari satu kamar tidur dan kalau mandi harus antri di sumur umum. kami sudah bersyukur. Tapi karena lokasi pemondokan di tepi hutan, maka baru dua minggu kerja disana,saya sudah terserang Malaria dan mengalami demam tinggi serta menggigil. Tante kami langsung datang dan membawa obat obatan .Kemudian hasil lobi dari tante saya diizinkan pindah ke perumahan karyawan yang jauh lebih baik dan ada kawat nyamuknya.

Promosi Jabatan

Belum cukup setahun kerja,saya dipanggil oleh Manager Perusahaan ,bahwa mulai besok saya bukan lagi kuli yang bekerja di gudang,tapi memiliki tanggung jawab besar ,yakni sebagai Juru Timbang. 

Tugas saya adalah menimbang setiap karet yang dibawa oleh para pedagang dan memberikan catatan ,tentang kualitas karet yang dibawa mereka,serta menerbitkan Bon Gudang. Berdasarkan Bon  Gudang  ini.Para pedagang menghadap kepadA Manager Perusahaan untuk minta harga dan setelah disetujui oleh Manager,mereka dapat mengambil uang di Kasir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun