Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pendengar yang Baik, Tak Kalah Pentingnya Dibanding Pembicara yang Baik

23 Juni 2019   16:40 Diperbarui: 23 Juni 2019   17:05 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara wanita ini terasa sangat panik dan menghiba. Membayangkan seorang wanita dengan bayi yang menangis terus menerus dan dirumah tidak ada siapa siapa yang dapat membantunya membawa bayi ke dokter. 

Saya terdiam dan memahami bahwa diri saya bukan dokter. Tapi dalam kondisi seperti ini, tidak mungkin saya jawab, " Maaf ya bu, saya bukan dokter. Jadi saya tidak bisa membantu".

 Kalaulah hal ini yang saya lakukan, maka betapa akan terlukanya hati wanita ini karena orang yang diharapkan dapat menenangkan hatinya, justru menolak. Sebagai seorang wanita, pasti tidak mudah baginya memutuskan untuk menelepon saya di malam hari karena anaknya sakit.

Lalu saya jawab, "Bu Wati tenang ya. Jangan panik ya bu. Saya bantu. Bu Wati coba gosokan kedua telapak tangannya. Kalau sudah terasa hangat, ditempelkan ke pusar bayi ibu. Lakukan berulang kali, mungkin perutnya lagi kembung, masuk angin. Sepuluh menit lagi ibu telepon saya lagi ya". 

"Baik pak " jawab Wati dan telepon di offkan. Selang beberapa menit kemudian, Ponsel saya kembali berdering dan karena saya memang tidak tidur, maka langsung saya jawab,begitu saya bilang, "Halo" dan belum sempat bertanya bagaimana dengan bayinya, suara Wati lantang terdengar, 

"Alhamdulilah bapak. Setelah saya ikuti saran bapak, bayi saya langsung pipis, banyak sekali. Setelah saya ganti popoknya dan saya bendung dengan selimut. Alhamdulilah langsung tidur nyenyak. Terima kasih bapak. Semoga Allah membalas kebaikan bapak".

Hanya Salah Satu Contoh 

Kisah tersebut hanya salah satu dari sekian  banyak kisah kisah lainnya. Yang membuat saya semakin memahami,bahwa untuk mengaplikasikan hidup berbagi, tidak harus kita bagi bagi uang,tapi juga tak kalah nilainya adalah menjadi pendengar dan sekaligus pendengar yang baik.

Saya sama sekali tidak merasa terganggu, walaupun sama sekali tidak menerima imbalan dalam bentuk apapun. Saya merasakan dengan jalan ini, setidaknya saya dapat berbuat sesuatu untuk membantu orang lain. Saya ingat lirik lagu:

Hidup adalah Kesempatan
Selagi aku masih kuat
Bila saatnya nanti
Ku tak berdaya lagi
Hidup ini sudah jadi berkat 

Saya tidak hafal lagu ini, tapi senang mendengarkan dan menjadi motivasi bagi diri saya agar terus berusaha untuk mengisi hidup dengan hal yang berguna untuk orang lain. Quote, " The beautiful of life, not depend on how happy my life, but how happy the others because of me".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun