Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memanjakan Orangtua Secara Keliru

21 Juni 2019   18:41 Diperbarui: 21 Juni 2019   18:59 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apalagi kelak setelah kakak kakak saya menjadi pengusaha,maka dirumah sudah ada pembantu. Ada Tukang cuci dan setrika baju dan ada Supir  pribadi.

Sejak saat itu bukan hanya kehidupan kami saja yang mengalami perubahan,tapi sekaligus ayah saya tidak perlu lagi bangun pagi,untuk menimba air karena sudah di pasang instalasi air ledeng,

Ibu saya juga tidak usah bangun pagi,untuk mencuci karena sudah ada Tukang Cuci yang digaji, Ke pasar juga tidak perlu lagi ,karena sudah ada pembantu,yang berbelanja  Semakin lama ruang gerak ayah dan ibu saya semakin terbatas, karena semua sudah dipersiapkan.

Pada awalnya terasa enak banget,karena  kedua orang tua kami bisa menikmati hidup enak,  Kalau lapar,tidak usah masak,karena setiap hari ada yang jualan sate Padang, gado gado, rujak, bakpao dan seterusnya'

Akibat hampir tidak ada kesempatan bergerak,semakin lama ,mulai terasa ada yang sakit ,Secara perlahan,kesehatan mulai menurun. Maksud hari anak anak sangat baik,yakni  ingin menyenangkan hati kedua orang tua.

Tapi cara dan gaya yang lazim di masa itu adalah dengan mencegah orang tua  belanja ke pasar,menyapu halaman dan membersihkan kebun. Akibatnya,karena kurang bergerak, tubuh menjadi rentan  terhadap berbagai gangguan kesehatan

Hal Ini Kami Sampaikan Kepada Anak Anak Kami

Menyaksikan betapa niat baik,malahan menyebabkan kedua orang tua kami menurun kesehatan,karena kurang bergerak,maka kami selalu mengingatkan hal ini kepada anak anak kami.

Karena itu, hingga kini, kami diberikan kendaraan oleh  putra kami, tapi kami berdua mengurus segala kebutuhan kami, Mulai dari berbelanja,memasak, mengemudikan kendaraan,mencuci pakaian dan setrika dan semua kebutuhan lainnya.

Putra kami hanya mengingatkan :" Papa,jangan ngebut ya, Ada 2 surat tilang, karena papa melanggar kecepatan maksimum. Denda 2 x 210 dollar = 420 dolar. Tidak apa saya yang bayar, tapi papa hati hati ya," kata putra kami. Tentu saja saya jadi malu.Dulu saya yang menasihati anak anak ,kini malahan putra kami yang menasihati saya.

Begitu juga ,ketika Irwan putra kedua kami yang tinggal di Jakarta ,mengatakan :" Papa mengajar online ya".Saya kaget,karena sudah lama tidak mengajar,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun