Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perbudakan Ala Milenial Terus Berlangsung di Depan Mata Kita

7 Juni 2019   07:40 Diperbarui: 7 Juni 2019   08:25 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : kompas.com

Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi memberikan manfaat yang sangat besar bagi peradaban manusia. Apa yang dulunya dianggap mustahil atau dianggap tahayul, kini terbukti bahwa semua orang dapat melakukannya,dengan memanfaatkan teknologi terkini. Apa yang dulunya hanya menjadi mainan anak anak orang kaya, kini sudah dimiliki oleh Tukang Sayur dan Penjual Bakso keliling. 

Penjual sayur maupun penjual Bakso keliling, tidak perlu lagi berteriak teriak menjajakan barang dagangannya karena para pelanggannya sudah dapat memesan lewat SMS. Para orang tua yang anak cucunya jauh di rantau, tidak perlu lagi menanggung rindu berbulan bulan menunggu anak cucu pulang kampung datang menengok. Karena via WA setiap saat aktivitas anak cucu bisa terpantau lewat video ataupun video call.

Muda mudi yang sedang dirundung cinta, tidak perlu lagi menantikan Pak Pos datang. Bahkan terkadang sudah menunggu lama, ternyata yang diantarkan Pak Pos bukannya surat cinta, malahan  surat berantai.

Tanpa Sadar Banyak Orang Sudah Dirasuki Teknologi

Terbuai oleh nikmatnya memainkan mainan ala zaman mileneal yang bernama Ponsel, semakin lama membuat banyak orang semakin lupa diri bagaikan orang kerasukan. 

Orang bisa lupa membawa dompetnya, tapi pasti tidak bisa lupa membawa ponselnya. Cobalah perhatikan karyawan yang bekerja melayani pembeli di toko. Ketika kita bertanya, misalnya :" Mbak. baterai Samsung ada?" Si mbak menjawab sambil tetap menekuni  ponselnya, tanpa sedikitpun mengangkat wajahnya :" Nggak ada pak" . Kita yang bertanya di depannya dianggap sama sekali tidak ada.

Ponsel menjajah hingga kedalam rumah tangga. Orang tua dan anak anak tinggal serumah, tapi masing masing sibuk dengan ponselnya. Kalau pun sesekali ada komunikasi, hal itu dilakukan tanpa merasa perlu mengangkat wajahnya dari layar ponsel. Termasuk ketika orang tuanya yang sedang berbicara. Anehnya orangtua menganggap bahwa hal ini adalah hal yang wajar. 

Ponsel Masuk Hingga ke Kamar Tidur

Tidak merasa cukup menghabiskan waktu di meja makan dan di ruang tamu, benda yang namanya Ponsel ini merasuk hingga ke ruang pribadi yakni di kamar tidur. Pasangan suami  sudah tidak lagi saling bermesraan berdua, tapi masing masing asyik bermesraan dengan orang lain melalui ponsel. 

Banyak orang yang sudah kehilangan kemerdekaan diri,karena sudah dijajah oleh teknologi. Tapi anehnya orang sama sekali tidak sadar, bahkan terus melanjutkannya dari hari ke hari. Kehidupan dalam  pergaulan,maupun dalam hidup berumah tangga,sudah merupakan kehidupan semu.

Salah satu contoh aktuaL Seorang ibu, terlalu sibuk dengan ponselnya sehingga  tidak menyadari saat anak perempuannya yang baru berusia empat tahun terjatuh ke kolong kereta api.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun