Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mau Tahu Berapa Penghasilan Seorang Lollipop Lady?

6 Juni 2019   18:34 Diperbarui: 6 Juni 2019   18:55 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dokumentasi pribadi

Lebih Dari 100 Juta Rupiah Perbulan 

Lollipop lady gets paid a staggering $130,000 a year - more than TWICE what most nurses are paid
Traffic controller earning $130,000 for a job that requires two day's training  (https://www.dailymail.co.uk )

Seorang wanita yang bekerja sebagai Pengatur Lalu Lintas, dengan memegang tongkat yang bertulisan: 'STOP" atau 'SLOW", memperoleh penghasilan sekitar $.130.000 per tahun, lebih dari dua kali dari jumlah gaji yang diberikan kepada seorang Perawat. Untuk menjadi Traffic Control ini, tidak perlu kuliah dua tiga tahun, melainkan cukup hanya dua hari latihan .

ilustrasi: (dailymail.co.uk )
ilustrasi: (dailymail.co.uk )

Beberapa hari lalu, ketika saya dan istri mengunjungi Bazaar WA Day 2019, yang dipusatkan di Burswood, dihadiri oleh ribuan orang. Seluruh ruas jalan dipenuhi oleh orang yang berjalan kaki dan sementara itu ,kendaraan tetap boleh berlalu lintas, karena memang jalanan untuk umum. Untuk daerah seluas itu, tidak cukup mengandalkan tenaga Polisi. Karena itu, dibantu oleh  Lollipop man dan Lollipop Lady.  Bahkan tampak juga ada  remaja yang memanfaatkan hari Libur untuk Australia Barat ini, dengan bekerja  membawa papan reklame ,yang digantungkan di leher mereka. 

Tampaknya, hanya merupakan pekerjaan sepele dan tidak berkualitas. Tetapi setelah saya tanyakan kepada salah seorang petugas di sana, jawabannya cukup mengejutkan, yakni  mereka dibayar perjam 30 dolar dan karena hari libur, bisa mencapai 45 hingga 50 dolar per jam. Bayangkan, bila mereka hanya bekerja 6 jam, maka pada hari libur tersebut, para mahasiswa ini akan mengantongi setidaknya 250 dolar atau setara dengan 2,5 juta rupiah. Hal ini, tentu saja jau lebih bermanfaat, ketimbang mereka menghabiskan liburan mereka dengan duduk bermain game sepanjang hari atau ikut pesta hura hura.

Ilustrasi: dokumentasi pribadi
Ilustrasi: dokumentasi pribadi
Merantau Di negeri Orang, Jangan Gengsian

Kebiasaan dimanja di negeri sendiri, misalnya di Indonesia, para mahasiswa amat jarang yang mau bekerja paruh waktu, apalagi kerja: "gituan" atau kerja kasar. Alasannya cuma satu, yakni: "Gengsi dong."

Nah,kalau tinggal dirumah orang tua,tentu tidak menjadi masalah,apalagi kalau orang tua ,termasuk mampu. Tugasnya cuma satu,yakni belajar ,agar kelak dapat mengantongi ijazah sarjana.Tapi sesungguhnya cara seperti ini tidaklah merupakan cara yang baik dalam mempersiapkan anak anak agar kelak ,mereka menjadi seorang Sarjana yang siap pakai.  Kalau mental mereka belum siap,maka walaupun ijazah sudah di tangan,rasanya masih ingin milih milih pekerjaan,karena tidak kerja ,mereka juga tidak akan kelaparan.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun