Mengakibatkan Kewarganegaraan Dibatalkan
The wisdom words atau kata kata bijak,yang selama ini dikenal sebagai peribahasa ,tujuannya adalah memberikan motivasi bagi orang banyak. Tetapi tentu saja jangan sampai "ditelan mentah mentah". Karena ada yang masih relevan, tapi ada juga yang sudah kadaluarsa. Contoh "Tak akan lari gunung dikejar" atau" Biar lambat ,asal selamat" merupakan dua contoh frasa yang sudah mengalami masa kadaluarsa. Di era kini,yang berlaku adalah :"Cepat ,tepat dan cermat" ,siapa cepat dia yang akan dapat"
Seorang pendatang asal dari Afganistan,mungkin termotivasi oleh kalimat :"Tidak satu jalan menuju ke Roma" dan menerapkannya dalam mencapai tujuannya untuk bekerja di Australia.Â
Ali Haidari tiba di Australia dan tidak  mendapatkan pekerjaan. Rencananya adalah melamar pekerjaan sebagai Sopir Kendaraan Besar,karena gajinya lumayan besar. Tapi tentu ada syaratnya,yakni memiliki SIM yang masih berlaku. Berdasarkan SIM ini, ia dapat mengambil test untuk penyesuaian,agar bisa mendapatkan SIM Australia.Â
Tapi Ali tidak memiliki SIM. Namun merasa dirinya cerdik,maka ia menghubungi teman temanya di negeri asalnya agar dapat mengusahakan ''SIM Tembak" Â Ternyata mudah banget mendapatkannya,yakni hanya dengan membayar sejumlah uang.
Dapat Pekerjaan dan Diterima Menjadi Warga Negara Australia
Ali Haidari yang berusia 26 tahun ,warga negara Afghanistan itu,setelah mendapatkan SIM Australia,berdasarkan SIM tembak dari negerinya,langsung diterima sebagai Sopir kendaraan berat.
Dan sebagai orang yang sudah memiliki pekerjaan tetap ia, mengajukan kewarganegaraan Australia , yang langsung disetujui.Namun,seperti kata peribahasa "Sepandai pandai membungkus bangkai,akhirnya akan tercium juga " Entah karena apa,belakangan diketahui bahwa SIM yang digunakan untuk mengajukan mendapatkan SIM Australia adalah palsu.Â
Karena dinilai mendapatkan SIM dengan cara menipu ,sehingga mendapatkan kewarganegaraan Australia,maka ketahuan melakukan tindakan pemalsuan, serta merta kewarganegaraan Australia dibatalkan .DanÂ
Namun, persetujuan untuk kewarganegaraan Australia dibatalkan ,setelah ditemukan bahwa Haidari menggunakan SIM Afghanistan palsu dan menggunakannya untuk memperoleh SIM Australia.Nah ,bayangkan setelah sembilan tahun lamanya menikmati hidup enak dengan gaji lumayan besar di Australia,kini Ali harus bersiap siap untuk dideportasi
Ini bukanlah satu satunya kejadian. Yang lainnya adalah:
An Indian national who has lived in Australia for 30 years has been stripped of his permanent visa due to his substantial criminal record and is set to be deported after his appeal against the visa cancellation was turned down .
Setelah 30 tahun menikmati hidup sebagai warganegara Australia,kelak ketika ketahuan,bahwa ia pernah dihukum,karena terbukti ada catatan kriminal ,tapi tidak dijelaskan ketika mengisi form pengajuan kewarganegaraan,akhirnya dideportasi kembali ke India
Memetik Hikmah
Siapa Ali ini,mana kita tahu. Sama sekali tidak ada urusan dengan kita,apakah ia akan dipenjarakan sebelum di deportasi dan bagaimana nasibnya setelah dipulangkan ke Afganistan,tentu bukan urusan kita. Tapi ada hikmah yang dapat dipetik,yakni,jangan pernah mencoba membungkus bangkai,karena suatu saat pasti akan tercium baunya.
Kejujuran adalah mata uang,yang berlaku secara universal
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H