Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hindari Melayat dan Sekaligus Menyayat

5 Juni 2019   08:40 Diperbarui: 5 Juni 2019   08:47 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selembar Rambut Dalam Makanan, Dapat Menyebabkan Restoran Bangkrut

Tanpa perlu melakukan penelusuran lewat Google, kemungkinan besar  kita semua sudah pernah mendengarkan, bahwa ada restoran yang di dalam masakannya  ditemukan selembar rambut. Selembar rambut, tidak akan membuat orang celaka, karena bisa dikeluarkan atau memanggil pelayan restoran ,untuk diganti dengan yang baru. 

Tetapi masalahnya  bukan terletak pada selembar rambut yang ada dalam makanan saja, tapi selera makan menjadi lenyap. Walaupun diganti dengan makanan baru secara gratis namun sesungguhnya kita sudah tidak bisa lagi menikmatinya. 

Karena yang terbayang dalam pikiran kita, kalau yang tampak dengan kasat mata saja sudah tidak bersih, apalagi kebersihan koki restoran dalam mempersiapkan makanan di dapur yang tidak terlihat. 

Satu keluarga menemukan selembar rambut dalam makanan,maka berita ini dengan cepat akan tersebar ke seluruh anggota keluarga yang bersangkutan  dan semua kenalannya.

Pesan yang disampaikan sudah jelas "Jangan makan di restoran ANU,karena tidak bersih,ada rambut dalam masakan". 

Nah, awalnya mulai dari selembar rambut, semakin hari ,pengunjung restoran semakin sepi dan akhirnya tutup.  Ini bukan hasil khayalan,tapi terjadi di kampung halaman saya .

Kembali ke Judul

Kita semua pasti tahu dan memahami arti dan makna dari kata "melayat" tanpa harus buka kamus online. Secara umum, melayat menunjukkan kedekatan kita dengan orang yang sudah  almarhum atau dengan salah seorang dari keluarganya. 

Melayat kerumah duka,tentu merupakan tindakan yang sangat mulia.Bukan hanya untuk menunjukan kepedulian,tapi sekaligus menghargai sosok yang meninggal,serta sekaligus menghormati keluarga yang masih hidup. 

Namun,melayat seharusnya diawali datang dari lubuk hati yang terdalam,tanpa ada motivasi lainnya,yakni murni melayat ya melayat. Jangan sampai diaduk dengan niat lain,sehingga maksud hati melayat,namun sekaligus menyayat hati orang yang sedang berduka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun