Orang Berduka Sangat Sensitif
Bercanda itu bagus.Tetapi di rumah duka bercanda bisa melukai hati orang yang sedang berduka.Karena itu niat baik untuk menghibur orang berduka ,hendaknya disampaikan secara arif.
Satu kata yang keliru terucap, dapat memupus makna layatan yang kita lakukan.Dan bisa jadi niat melayat,berubah menjadi menyayat hati keluarga yang sedang dirundung kedukaan.
Suatu waktu ,ketika salah satu kakak kandung saya meninggal, sebagai adik kandung,saya ikut melayani tamu yang datang melayat. Salah seorang tamu datang mendekat ,menyalami dan langsung mengambil tempat duduk samping saya. Â
"Sayang sekali ya. Kakak anda kan kaya,seharusnya dilarikan ke rumah sakit di Singapore,mungkin masih bisa tertolong. Kini,apa gunanya uang banyak?"
Mendadak darah saya terasa naik hingga ke ubun ubun, tanpa sadar jari tangan saya terkepal. Tapi syukur saya sadar ,bahwa kami sedang berduka dan ada ratusan tamu yang datang melayat. Saya tidak boleh menodai hari duka kakak kami.Â
Maka dengan berbisik saya sampaikan kepada tamu tersebut yang tampak sebagai orang terpelajar dan kaya "Maaf pak, malam kemarin kakak saya sakit dan langsung dilarikan ke rumah sakit, tapi jam 2.00 subuh sudah berpulang dan dokter di Singapore,  tidak  mungkin bisa menghidupkan kembali kakak saya yang sudah meninggal "
Syukur yang bersangkutan tidak melanjutkan lagi celotehnya. Hal ini jadi pelajaran berharga bagi saya,setiap kali melayat mengingatkan diri saya agar jangan sampai melayat dan sekaligus menyayat hati orang yang sedang berduka.