Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Kail Tidak Lagi Berguna, Maka Berikanlah Ikan

18 Mei 2019   17:42 Diperbarui: 18 Mei 2019   17:43 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup Tidak Selalu  Seindah Kata Kata Mutiara

Bagi yang pernah menyempatkan diri,masuk kebawah kolong jembatan atau singgah digubuk gubuk pinggiran kota,menyaksikan orang tua  yang tergeletak,karena kekurangan makan. Sementara istrinya mengumpulkan kardus dan botol bekas untuk dijual demi sesuap nasi,,maka kita tidak akan tega memikir yang muluk  muluk. Karena yang paling mereka butuhkan pada saat itu adalah apa saja yang bisa dimakan. Yang penting ,menyelamatkan hidup mereka dan selanjutnya Kalau masih ada dana dan kesempatan,tentu tidak ada salahnya kembali lagi ,untuk memberikan bantuan lainnya. 

Dokpri
Dokpri

Sekardus Mie Instan Sudah Cukup Untuk Berbagi Secercah Kebahagiaan 

Untuk mengaplikasikan hidup berbagi,sesungguhnya tidak perlu menunggu kita kaya. Juga tidak harus sibuk mengumpulkan dana sumbangan sana sini.Karena hanya dengan modal satu kardus mie instan,kita sudah bisa berbagi kebahagiaan kepada orang orang yang mendambakannya.Satu kardus mie instan,harganya sekitar 70 ribuan rupiah. Rasanya ,kalau untuk berbagi senilai nominal itu,tidak akan mengganggu tabungan kita.

Memang ada pepatah mengatakan:" Jangan memberikan ikan,tapi berikanlah pancing" Tapi dalam kenyataannya,tidak semua kata kata mutiara dapat diterapkan. Ibarat ketika kita berada di Padang Pasir, kalau boleh memilih,kita memilih sebutir mutiara atau segelas air? Dalam kondisi dan situasi yang berbeda,sebutir mutiara atau sekeping emas,tidak lagi dapat menjadi tolak ukur untuk menilai. Bagi yang sudah pernah berada di padang pasir,passti sudah merasakan,bahwa segelas air disaat saat dibutuhkan,jauh lebih bernilai ketimbang segepok uang. Karena disaat genting seperti itu,mempertahankan hidup,jauh lebih bernilai ketimbang sekeping emas .

Bagi Orang Tidak Punya, Mie Instan Adalah Makanan Mewah

Sementara orang yang hidup berkecukupan ribut memperdebatkan,apakah mie instan baik atau buruk bagi kesehatan,tapi  ketika kita menyaksikan tangan tangan kurus kering yang gemetaran dan mendekap pemberian kita berupa satu kardus mie instan dan sambil berlinang air mata ,berulang kali mengucapka, ''Alhamdulilah dan terima kasih",maka setegar apapun hati kita,tidak akan mampu kita membendung jatuhnya air mata. 

Tidak ada yang melihat apa yang kita lakukan.Tapi orang orang yang hidupnya berkekurangan,dapat merasakan secuil kebahagiaan,karena ada yang memperhatikan nasib mereka. Dan bagi kita,setidaknya telah menjadikan hidup kita ada manfaatnya bagi orang lain. Untuk membantu orang miskin,tidak perlu menengok terlalu jauh,karena orang miskin ada dimana mana.Bahkan mungkin saja mereka tinggal beberapa puluh meter dari rumah kita Dan tidak perlu menunggu kita kaya.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun