Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Warga Australia Terlibat ISIS Mengiba-iba dan Mohon Bisa Kembali

17 Mei 2019   18:14 Diperbarui: 17 Mei 2019   18:53 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahir Alam :"We just want to go back home, even stay with our parents, I don't even want to go outside the house. Even if they take me to Antarctica to live there, I just want to be as far away from here as possible."

Up to 200 Australians are thought to have joined IS, along with hundreds of others from Europe and North America.The Kurdish-led fighters that are holding these men and women --- and their children --- want Western governments to take their citizens back. That is something the Australian Government is fiercely resisting. (ABC Net)

Terjemahan Bebas:

Kami hanya ingin pulang ke rumah, tinggal bersama orangtua kami lagi. Saya janji bahkan tak akan keluar rumah," ucap Mahir."Bahkan jika mereka mengirim saya ke Antartika saya mau. Saya hanya ingin pergi sejauh mungkin dari sini," tambahnya.

Anggota ISIS yang berada dalam tawanan SDF /(https://www.abc.net.au/news/2019 )
Anggota ISIS yang berada dalam tawanan SDF /(https://www.abc.net.au/news/2019 )
Diperkirakan Sekitar 200 Warga Australia Bergabung dengan ISIS
Diperkirakan sekitar 200 warga Australia telah bergabung dengan ISIS, bersama dengan ribuan orang lainnya dari Eropa dan Amerika Utara. Pihak Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang kini menahan para pengungsi tersebut, meminta negara-negara Barat mengambil kembali warganya itu.Namun Pemerintah Australia menolak keras permintaan tersebut.

Mahir Absar Alam, yang lahir di Sydney dan bersekolah di Loxton di negara Australia Selatan, mendesak umat Islam di seluruh dunia untuk tidak memercayai propaganda IS dan tinggal di negara asal mereka.

Dia ditangkap bersama istri dan dua anaknya di Suriah Maret lalu oleh pasukan pimpinan Kurdi di luar desa Baghouz, penahanan terakhir militan ISIS Mantan mahasiswa akuntansi Swinburne University di Melbourne ini meninggalkan Australia pada Juli 2014 lalu, tak lama setelah pemimpin ISIS memproklamirkan "kekhalifahan" mereka.

Anak Anak Yatim ISIS Akan Diterima Australia

Dari sumber lainnya (MSN, dan kompas) Anak-anak dari para anggota asing ISIS asal Australia kini berpeluang kembali ke negara asal orangtua mereka.Hal ini disampaikan oleh P.M. Australia Scott Morrison, bahwa Pemerintah Australia ,telah bekerja sama dengan Palang Merah untuk membantu ,agar anak anak dari anggota ISIS yang berada di kamp pengungsian di Suriah, agar dapat kembali kepada keluarga mereka di Australia"Apabila mereka dimungkinkan untuk kembali ke Australia, kami akan bekerja sama dalam memenuhi proses yang dibutuhkan," kata Morrison kepada wartawan di Canberra, Jumat (5/4/2019).

Menjadi Persoalan Pelik Bagi Dunia
Disatu sisi  keganasan ISIS telah menimbulkan korban yang tidak sedikit,tapi disisi lain ada anak anak mereka yang bukan atas kemauan sendiri berada di daerah perang Sejak kekalahan ISIS ,masalah anak anak ini telah menjadi masalah pelik bagi dunia ,bagaimana mereka harus mempertimbangkan ,antara keamanan negeri mereka dan anak anak yang butuh pertolongan segera. 

Karena anak anak berada disana ,bukan atas keinginan mereka,tapi terbawa arus oleh orang tua mereka. Kini anak anak tersebut menunggu uluran tangan dari negara dimana orang tua mereka berasal,Karena yang namanya kamp Pengungsian, semua serba kekurangan dan bersifat darurat.

Sumber : ABC Net, MSN, dan kompas)

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun