Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Menginap di Perkampungan

7 Mei 2019   19:16 Diperbarui: 7 Mei 2019   19:30 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walaupun lokasinya cukup jauh masuk kedalam,namun selama kami mengelilingi lokasi ini, tidak tampak ada rumah rumah yang sudah usang,apalagi gubuk. Rata rata rumah disini,baru dibangun dalam sepuluh tahun belakangan ini ,karena daerah ini merupakan  daerah permukiman baru,walaupun masih tampak sepi dari penduduk.

Kami turun dan jalan kaki perlahan lahan,sambil menghirup udara pagi yang sejuk dan bebas polusi. Tidak ada bunyi ayam  yang berkokok,karena diperumahan tidak diijinkan untuk memelihara ayam.  

Setelah cukup lama berjalan kaki berkeliling,udara musim gugur dipagi ini,berkisar antara 12 -13 derajat Celcius,menyebabkan perut terasa lapar. Disini tidak ada Cafe  dan pasti tidak akan dijumpai Pedagang yang menjajakan Bakso, sate atau gado gado. Maka kami berjalan kembali kerumah teman kami dimana kami menumpang menginap. Menikmati secangkir Capucinno di pagi sejuk,sungguh terasa sangat nikmat, apalagi ditambah dengan semangkok mie ,yang disediakan istri.

Catatan semua foto Dokumentasi pribadi
Catatan semua foto Dokumentasi pribadi
Menikmati Hidup Tidak Harus Dengan Makanan Mahal

Sambil duduk menikmati indahnya keasrian pemandangan di perkampungan di negeri orang,rasa syukur kami melambung tinggi. Kami bersyukur dikaruniai kesehatan lahir batin dan mendapatkan orang orang yang menjadi sahabat baik kami di negeri orang. Menjalin hubungan persahabatan,tidak harus dengan orang sesuku  atau sebangsa. Kita bisa bersahabat dengan siapa saja,karena persahabatan yang tulus bersifat lintas suku dan budaya.

Ditambah dengan tubuh yang sehat lahir batin dan suasana hati yang gembira, secangkir capunccino dan semangkuk Indomie ,sudah lebih dari cukup untuk menghadirkan suka cita dalam jiwa kami. Untuk kesekian kalinya,kami membuktikan,bahwa untuk dapat menikmati hidup,tidak harus dengan makanan yang mahal ataupun menghabiskan uang di restoran mewah.Yang penting adalah kedamaian dalam hati.

Helensburg, 7 Mei,2019

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun