Falsafah ini ,sudah mendarah daging bagi mereka,sehingga mereka sama sekali tidak tertarik untuk mengambil buah Apel ataupun pisang yang ditawarkan secara gratis. Bukan hanya anak anak,tapi orang dewasa juga merasa risih bila mengambil roti ataupun makanan yang ditawarkan secara gratis,karena merasa mampu membeli.
Begitu juga,kalau berkendara dalam jarak jauh, seperti pernah kami alami,dalam perjalanan jarak sekitar 800 km di jalan tidak ada yang jualan,tapi ada tempat khusus ,dimana disediakan minuman hangat dan minuman ringan,serta makanan kecil yang disediakan secrara gratis. Kalau ini, semua pengemudi dan penumpang turun untuk minum dan menikmati makanan kecil, tapi tidak ada yng mengambil lebih. Karena mental mereka sudah terdidik sejak dari kecil
Buahan dan makanan serta roti ini disumbangkan oleh toko roti dan supermarket bagi orang orang yang tidak mampu biasanya dipajang di toko Second Hands. Mungkinkah hal ini diterapkan di negeri kita ?
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H