Jelas kaget, tapi kami tidak langsung marah-marah di sana karena yakin pasti akan ada jalan keluarnya. Sementara si Mbak sibuk mencoba menelusuri tentang masalah yang kami hadapi.
istri saya mengambil inisiatif untuk menelpon Pak Bernard pengurus PPLN di Perth yang melalui telepon memasatikan bahwa nama kami berdua sudah terdaftar di TPS 1. Tapi hingga 2 kali menelepon tidak terjawab karena kami memaklumi, sebagai Panitia pak Bernard pasti sangat sibuk.
Selang beberapa menit kemudian, ponsel istri saya berdering, Ternyata telpon masuk dari pak Bernard.
Setelah dijelaskan bahwa nama kami berdua tidak terdapat dalam daftar maka pak Bernard minta untuk berbicara dengan Panitia.
Tapi karena si Mbak yang bertugas tidak dalam kapasitas sebagai pengambil keputusan maka telpon diserahkan kepada Ibu Suil yang juga Panitia dan sekaligus Staf di KJRI.
Setelah berbcara beberapa menit ternyata bu Suli menyerahkan kepada atasannya pak Dani. Dan setelah selesai pembicaraan, jawaban dari pak Bernard Tampubolon kurang-lebih, "Bapak dan ibu tidak usah kuatir, pasti bisa memilih di sini (maksudnya di KJRI Sydney)
Tentu saja kami jadi lega dan sungguh salut betapa pak Bernard bukan hanya tanggung menjawab tapi benar-benar membuktikan rasa tanggung jawab yang tinggi dan membuktikan bahwa ucapannya bisa di pegang.
Walaupun menunggu cukup lama, namun karena menyaksikan betapa serius bu Suli dan pak Dani berusaha mencari jalan agar kami tetap bisa memilih di sana dan tanpa melanggar aturan yang ada, kami menunggu dengan sabar.
Akhirnya kami diajak oleh pak Dani dan bu Suli untuk masuk keruang kantor KJRI, sementara yang lainnya, sibuk menggunakan hak pilih mereka di  lobi KJRI.