Kita Tidak Akan Mampu Memproteksi Mereka Sepanjang Hidup
Setiap orang tua yang waras,sudah pasti sangat menyayangi anak anak mereka. Bahkan bilamana ada bahaya mengancam,mereka siap untuk mempertaruhkan hidup mereka,demi keselamatan anak anak. Tetapi pertanyaannya,siapa dari antara orang tua, yang mampu menjaga anak anak mereka 24 jam setiap hari?
Jawabannya secara logika sehat, pasti tidak mungkin. Karena anak anak harus kesekolah dan  terkadang kerumah teman untuk belajar bersama. Tidak mungkin orang tua ikut kemanapun anak anak mereka pergi.Â
Sementara itu,dimana mana predator  mengintai mangsanya. Predator bisa dalam ujud penjahat,tapi tidak tertutup kemungkinan ada dari antara orang orang yang sudah dikenal dengan baik.Â
Maka upaya maksimal yang dapat dilakukan adalah memberikan kesempatan kepada anak anak kita,baik laki laki, maupun perempuan untuk menekuni ilmu bela diri sedini mungkin. Sehingga "in case of emergency" mereka setidaknya dapat melindungi diri mereka sendiri dan tidak menjadi makanan empuk dari predator.
Kekayaan dan Kekuasaan Tidak Mampu MenjangkauÂ
Tidak ada orang tua yang mampu  melindungi anak anaknya seumur hidup dengan segala kekayaaan dan pengaruh kekuasaan yang dimilikinya. Suatu waktu, anak anak harus mampu melindungi diri mereka sendiri sendiri Walaupun anak anak kita sudah dididik agar menghindari perkelahian, namun  kejahatan bisa terjadi dimana saja dan entah karena alasan apapun. Karena itu anak anak perlu dan penting diberikan kesempatan untuk menguasai ilmu  bela diri,yang kelak berguna seumur hidup mereka
Hal ini akan sangat berpengaruh bagi kesehatan ,secara lahir dan bathin dan pembentukan sikap mental dan karakter mereka,menjadi sosok yang mampu disiplin diri dan mandiri Baik dalam berinteraksi dengan lingkungan, maupun kemampuan mengontrol diri disaat menghadapi marabahaya Anak anak yang berlatih ilmu bela diri secara mendasar  sudah diajarkan untuk bersikap sportif, berani dan selalu mawas diri. Mempertajam naluri nya terhadap berbagai bahaya terselubung.
Mahir Bela Diri ,Jauh Lebih Penting Ketimbang Mahir  Main Gim
Sudah lebih dari cukup kita mendengar kabar duka membaca di media masa ataupun menyaksikan lewat televisi, anak anak yang di pukuli, dilukai bahkan dibunuh tanpa dapat melakukan perlawanan untuk membela diri.Â
Karena mereka tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk belajar membela diri mereka. Oleh karena itu, belajar dari pengalaman pahit keluarga yang anak anaknya dinista dan disakiti tanpa dapat mempertahankan diri seharusnya mampu menyentak kesadaran kita ,sebagai orang tua. Untuk memberikan kesempatan kepada anak anak kita untuk belajar ilmu bela diri.
Sisihkanlah waktu dan sedikit dana untuk memberikan kesempatan kepada anak anak kita untuk membela dirinya, seandainya, sesuatu yang buruk mengancam keselamatan diri mereka.Â
Masih banyak orang tua cukup puas, bilamana anak anak tinggal dirumah,sibuk bermain games, sehingga tidak berantem dengan kakak adiknya serta tidak mengusik kesibukan orang tua.Â
Padahal dibalik ketenangan tersebut tersembunyi bahaya yang mengancam anak anak dan mereka sama sekali tidak dipersiapkan untuk menghadapi  sekiranya berada dalam bahaya.
Dikampung halaman saya  di Padang ,Sumatera Barat,sejak dari zaman dulu,anak anak sudah diperkenalkan dan dilatih ilmu bela diri Pencak Silat.Bahkan orang dari Negeri Belanda ,khusus datang ke Sumatera Barat untuk belajar Silat. Pencak Silat di Sumbar dikenal dengan istilah :"Pencak Silek" Yang berarti :"mancak" dan "silek."Â
Mancak adalah merupakan gerakan silek yang menampilkan keindahan atau disebut juga bunga silat.Yang biasanya ditampilkan dalam berbagai acara seremoni.Â
Jadi Pencak  atau Mancak, dikemas sedemikian rupa,s ehingga tampil memukau tapi sesungguhnya lebih mengedepankan seni gerakan ketimbang ilmu bela dirinya. Hal ini kira-kira dapat dibandingkan  antara "Wushu" dan "Kungfu."Â
Sedangkan "Silek" lebih terfokus pada langkah langkah untuk mempertahankan diri dan merobohkan lawan di saat diperlukan.
Orang Padang ,terkenal sebagai perantau. Kata:"Padang" disini,mewakili seluruh wilayah Sumatera Barat,maka sebelum melangkah untuk meninggalkan kampung halaman,dibekali dengan ilmu bela diri  Silat atau "Silek",baik laki laki,maupun perempuan.Â
Ayah saya almarhum yang dilahirkan di desa Labuah Basilang di kota kecil Payahkumbuh, juga adalah salah seorang guru silat dimasanya. Kemudian seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat mulai mengenal Kungfu, Karate dan Yuyitzu, Taekwondo dan sebagainya.Â
Amat disayangkan belakangan ini generasi muda di Sumatera Barat,bangga bila mahir main games. Sebagian besar dari remaja Sumbar sama sekali tidak lagi mengenal apa itu silek.Â
Gerakan mereka menjadi sangat lamban. Hal yang sangat mencemaskan,bila kondisi ini berlanjut.Karena itu adanya gerakan untuk menghidupkan kembali Silek Minang , mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan masyarakat.
Saya tidak dapat menceritakan tentang daerah lain,karena tidak mungkin mengarang sesuatu yang tidak dipahami
Banyak  Hal Hal Positif Yang Dapat Diraih Lewat Latih Diri
- Ada banyak hal hal positif yang dapat diperoleh anak anak kita,selama belajar ilmu bela diri,antara lain:
- memahami bahwa dalam kompetisi adalah biasa ada yang menang dan ada yang kalah
- menjadikan mereka mampu menerima kekalahan dengan rendah hati
- mengajarkan mereka, agar jangan pernah menyombongkan diri
- belajar bertarung dengan jujur
- menghargai dan menghormati orang lain
- jangan pernah gentar menghadapi siapapun
- menjadikan mereka manusia yang sehat lahir dan bathin
Hal ini akan membentuk kepribadian mereka hingga dewasa. Yang mampu menjadi bekal mereka dalam menghadapi berbagai masalah hidup. Meletakkan kejujuran ,sebagai dasar dalam mengambil sikap dan keputusan untuk bertindak.
Cucu Cucu Kami Semua Diikut Sertakan Dalam Ilmu Bela Diri
Semua cucu kami,baik yang tinggal di Indonesia,maupun yang di Australia,sejak kecil sudah diikut sertakan dalam latihan bela diri selama bertahun tahun. Mereka tinggal memilih,mana yang disenangi,yakni :"taekwondo dan Kungfu".Â
Walaupun dengan kemampuan yang dimiliki, bukan merupakan jaminan seratus persen,tapi setidaknya, mereka masing masing sudah dibekali kemampuan untuk membela diri,dalam kondisi marabahaya. Bahkan cucu kami yang tertua, bersama istrinya, keduanya meraih medali emas dalam olah raga wushu .
Semoga tulisan ini ada manfaatnya,setidaknya menjadi pengingat bagi para orang tua, agar sesibuk apapun,jangan sampai lupa memberikan anakan anak kesempatan untuk mempersiapkan diri ,menghadapi segala kemungkinan. Seperti bunyi quote:" Hope for the best,but ready for the worst"
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H