Contoh Teladan Yang Diberikannya Merupakan Kotbah Terbaik Bagi Orang Banyak
Pagi ini ketika saya membuka laman the Sydney Morning Herald, tiba tiba pandangan mata saya tertuju pada wajah yang amat kami kenal yakni Pastor Joseph Tran yang berasal dari Vietnam. Rasa tidak percaya membaca tulisan :"
Beloved Perth priest dies 'suddenly and unexpected'
A beloved priest in Perth's northern suburbs has died unexpectedly. Father JosephTran, 48, is believed to have passed away in Armadale on https://www.smh.com.au National WAÂ .
Begitu juga ketika membaca di media lainnya:
Beloved Perth priest dies 'suddenly and unexpected' - WAtoday
16 hours ago - A beloved Perth priest has died unexpectedly. Father Joseph Tran, 49, is believed to have passed away in Armadale on Thursday. Fr. Joe died -https://www.watoday.com.au National WA Tragedy
Sementara saya masih terpana karena seperti tidak yakin akan berita yang saya baca di dua media terkemuka ini, ada pesan masuk via WA dari Vera yang juga mengabarkan berita duka,bahwa sosok Pastor Joe,yang belum genap pindah tugas dari gereja St.Mary di Whitford ke gereja di Armadale, secara mendadak telah dipanggil Tuhan.
Menurut sumber berita karena serangan jantung coroner. Pastor Joe meninggal dalam usia  relatif masih muda, yakni 49 tahun.Â
Biasanya kalau  seorang pastor meninggal, hanya diumumkan di gereja dimana ia bertugas. Akan tetapi sosok  yang satu ini,karena contoh teladan yang diberikannya, telah menyebabkan setidaknya dua media terkemuka di Western Australia merasa perlu memberitakan tentang kepergiannya.
Sewaktu bersiap untuk pindah tugas dari St.Mary di Whiford ke Armadale, Pastor Joe dengan santun ,namun tegas,menolak semua hadiah,yang diberikan kepadanya,Seperti disampaikan dalam kotbah terakhirnya :
"Saudara-saudara, saya sudah 14 tahun mengabdikan diri dalam komunitas  ini. Hubungan baik yang sudah terjalin melalui  perjalanan panjang,telah mempertautkan hati kita. Kasih sayang yang dibuktikan dalam berbagai cara selama ini, sudah saya rasakan. Saya merasa sangat terharu dan berterima kaih. Akan tetapi, dalam waktu dekat ini, dengan sangat berat hati,harus meninggalkan semuanya, karena ditugaskan ditempat yang baru,yakni di Armadale. Saya mendapatkan informasi,bahwa aneka ragam hadiah sudah dipersiapkan untuk diserahkan pada acara "farewell party".
Karena itu pada kesempatan ini saya mohon agar jangan memberikan saya hadiah apapun. Karena masih banyak orang lain yang lebih membutuhkan daripada diri saya. Mohon doa saudara saudara semua,agar saya dapat menjalankan tugas saya ditempat baru dengan lebih baik. Dan sekiranya selama ini ada tutur kata dan tindakan saya,yang tidak menyenangkan,dengan setulus hati,saya mohon maaf. "
Beberapa bulan lalu, saya dan istri menyempatkan diri untuk mengunjungi Pastor Joe di tempat tugasnya yang baru,yakni di gereja Armadale. Usai misa kami diajak ke rumahnya dan diundang minum kopi dan sepotong kue. Lagi lagi Pastor Joe membuktikan bahwa tugas seorang Pastor adalah melayani.
Ia mempersiapkan 2 cangkir kopi untuk kami berdua. Dan karena kue yang ada tidak cukup untuk dimakan bersama. Maka Pastor Joe mengatakan,bahwa ia sudah makan. Walaupun pertemuan kami pada waktu itu sangat singkat, karena ia harus buru buru memperisiapkan Misa berikutnya, setidaknya telah menjadi kenangan abadi bagi kami berdua.Â
Karena kelak kalau kami berkunjung lagi kesana, kami tidak akan pernah menemukan Pastor Joe yang selalu  menyambut siapa saja dengan senyuman yang cerah dan  ceria. Sosok orang yang rendah hati yang bernama Joseph Tran itu telah dipanggil Tuhan
Ia tidak pernah membahas ayat kitab suci dalam kothbahnya,namun seluruh rangkaian hidupnya sudah merupakan kotbah yang bernyawa bagi orang banyak. Ia tidak pernah mengritik umat bagaimana seharusnya melayani, tapi ia memberikan contoh nyata.Â
Ia tidak pernah berkotbah tentang kerendahan hati,tapi mempraktikannya terhadap siapapun. Sungguh sosok Pastor Joe ,telah menjadikan seluruh hidupnya sebagai rangkaian kotbah bernyawa..
Mengapa prang baik begitu cepat dipanggil Tuhan? Tentu hal tersebut merupakan hak preogatif Tuhan dan kita tidak berhak untuk mempertanyakannya.
Tjiptadinata Effendi