Dari Memukul Hingga Membunuh
Entah sudah berapa banyak korban berjatuhan, akibat pikiran kalut yang dibiarkan berlanjut. Ada yang nekat melukai orang lain, dari mulai memukul, hingga membunuh atau bahkan mengakhiri hidupnya sendiri, dengan jalan bunuh diri.
Kekalutan pikiran seseorang,belum tentu karena faktor ekonomi,tapi ada banyak hal yang dapat memicu terciptanya pikiran yang kalut, yang intinya adalah bilamana orang tidak bisa menerima keadaan yang terjadi, tidak berjalan sesuai harapannya.
Siapa yang dapat mencegah agar kejadian tragis ini tidak terus berlanjut? Tidak seorangpun yang dapat mencegah,kecuali yang punya diri sendiri.
Orang dapat mencegah satu atau dua kali orang yang sedang berusaha bunuh diri, tapi tidak mungkin mengawasinya selama 24 jam sehari. Karena itu bila memang tidak ada kesadaran dalam dirinya sendiri, maka ia akan mencari waktu,guna menyelesaikan "tugasnya", yakni : "bunuh diri".
Dulu tetangga kami,dikenal sebagai orang yang sangat ramah terhadap tetangga dan siapa saja yang mengenalnya. Begitu juga didalam keluarganya, Ujang (bukan nama sebenarnya),merupakan harapan dari keluarga. Karena kedua orang tuanya sudah tua dan tidak mampu lagi bekerja, sementara 2 adiknya yang wanita sudah menikah dan diboyong suami masing masing ,pindah ke Pekanbaru.
Tiba tiba perusahaan roti tempat ia bekerja ditutup,karena merugi, Secara otomatis ia juga diberhentikan dari perkerjaannya. Dan sejak itu ,ia hanya bisa kerja secara serabutan, yang tentu saja hasilnya tidak mencukupi untuk menghidupi kedua orang tuanya dan dirinya sendiri.
Sikapnya Berubah Total
Sejak saat itu, sikapnya berubah total dari orang yang peramah menjadi orang yang gampang tersinggung. Hal ini, semakin membuat hidupnya makin terpuruk, karena tidak ada orang yang mau memberikan pekerjaan kepada orang stress dan pemarah. 2 Kali usahanya untuk bunuh diri dengan cara mengantung lehernya dipohon, tapi kedua kalinya,dahan pohon tersebut patah dan ia dilarikan kerumah sakit oleh para tetangga dan akhirnya selamat
Namun,tekadnya sudah bulat, untuk mengakhiri hidupnya, seperti yang sering diucapakannya: " Percuma hidup,kalau hanya jadi beban orang tua." Maka usaha ketiga kalinya berhasil dan Ujang tewas secara mengerikan,karena melompat dari ketinggian.
Terjadi di Australia Barat
Malam ini saya membaca di 9 news.com bahwa seorang pria ,warga Perth yang bernama Martin dan berusia 37 tahun dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Negeri Setempat, karena telah membanting putrinya Isabella yang baru berumur 6 bulan. Bayi yang sudah dibanting, masih bernafas dan bergerak, tapi bukannya melarikan kerumah sakit, malahan membaringkan ditempat tidur dan ia keluar rumah seakan tidak ada kejadian apa apa. Setelah sempat dilarikan kerumah sakit oleh istrinya dan dirawat selama dua bulan,akhirnya bayi mungil berusia 6 bulan tersebut tewas.
Pengacara Martin, menyampaikan pembelaannya bahwa Kliennya Martin bersama pasangannya, sesungguhnya sangat mencintai isabella putri mereka Akan tetapi karena tuntutan pekerjaan yang berat, telah membuat pria ini tidak mampu lagi berpikiran waras.
Karena setelah berkerja keras sepanjang hari ia ingin dapat tidur nyenyak,namun putrinya menangis terus. Akibatnya,entah setan mana yang merasuki dirinya, Marin tega memukul dan membanting bayi berusia 6 bulan ini dari ketinggian 2 meter.Untuk membuktikan, bahwa sesungguhnya ia sangat mencintai putrinya,Martin telah dua kali berusaha bunuh diri,sebelum dipengadilankan, Namun usaha bunuh diri nya gagal.
Tetapi, pengadilan menolak seluruh pembelaan Pengacaranya dan menyatakan bahwa Martin telah secara sah bersalah karena telah membunuh bayinya sendiri, dengan cara membantingnya. Martin harus menjalani hukuman dipenjara karena dinyatakan secara sah bersalah telah membunuh bayinya sendiri.
Sumber: 9 News.com
Catatan Tambahan
Walaupun kejadian tersebut diatas,sama sekali tidak ada hubungannya dengan kita,namun ada hal yang patut diingat, yakni: "Apa yang terjadi pada diri orang lain, bukan tidak mungkin bisa juga terjadi pada diri kita atau keluarga". Karena itu,jalan terbaik adalah mulai saat ini,menata hati kita, agar mampu mengontrol diri, seberat apapun tekanan hidup yang harus dijalani. Karena bilamana dibiarkan,maka mungkin pada awalnya, hanya memukul orang, tapi selanjutnya bukan tidak mungkin bisa melakukan tindakan yang lebih brutal.
Belajar dari pengalaman buruk orang lain,tujuannya adalah agar jangan sampai kita melakukan kesalahan yang sama,agar jangan sampai sudah terjadi baru menyesalinya.
Tjiptadinata Effendi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI