Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Orang Mudah "Sakit Hati?"

20 Februari 2019   20:13 Diperbarui: 20 Februari 2019   20:56 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang yang mengalami sakit hati yang parah dapat dianalogikan bagaikan bensin yang bisa membakar apa saja hanya dengan sepotong puntung rokok menyala. Ada banyak contoh hidup yang terjadi di sekeliling kita, bahkan mungkin saja kita pernah mengalami secara pribadi.

Tipe orang-orang yang sedang dirundung rasa "sakit hati" tidak mampu berpikiran waras dan sama sekali tidak merasa perlu untuk melakukan check and recheck. Begitu ada yang menyulut,langsung bisa membakar dan menghanguskan apa saja yang ada di dekatnya.

Mengapa Orang  Bisa Begitu Mudah "Sakit Hati?"

Ada puluhan teori yang menjelaskan secara panjang lebar,mengapa ada tipe orang yang sangat mudah "sakit hati". Sesungguhnya tidak membutuhkan waktu panjang, bagi kita untuk mempelajari secara mendalam dari sudut psikologi, mengapa ada tipe orang yang begitu gampang terserang rasa sakit hati.

Menyaksikan tetangga beli tv baru saja sudah mampu membuat darahnya mendidih, apalagi bila tetangga mengganti kendaraan baru. Walaupun tetangga sama sekali tidak bersalah apapun dan juga bukan seorang koruptor, tapi entah mengapa secara serta merta perasaan "sakit hati" langsung menguasai diri, menengok keberhasilan orang lain.

Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka rasa marah dan sakit hati tersebut akan merambah semakin jauh. Sehingga kapanpun dan di manapun, ia menengok ada orang memakai mobil baru, mendadak sontak perasaan sakit hati terus menguasai jiwa raganya.

Intinya sangat sederhana yakni karena hati dikuasai rasa iri hati. Tidak mampu menerima keadaan bahwa setelah bekerja keras selama bertahun tahun, namun nasib tidak juga kunjung berubah.

Satu Kalimat Bisa Membuat Orang Menjadi Anarkis

Tipe orang seperti ini sangat mudah terprovokasi. Satu kalimat saja, sudah mampu menyebabkan tipe orang sakit hati ini,untuk melakukan tindakan anarkis. Secara pribadi,saya pernah hampir menjadi korban. Yaitu ketika menolong seorang anak yang menjadi korban tabrak lari.

Karena melihat, yang menonton ramai tapi anak tersebut masih tergeletak berlumuran darah di aspal, maka saya hentikan kendaraan dan mengajak 2 orang anggota keluarganya yang sudah dewasa, untuk membantu mengangkat anak tersebut dan membawanya ke rumah sakit.

Tiba di Rumah Sakit M. Jamil, langsung ke Instalasi Gawat Darurat. Begitu kendaraan dihentikan dan anak tersebut dibawa turun dalam kondisi tak sadar diri dan berlumuran darah, tiba-tiba ada yang menyeletuk, "Mentang mentang orang kaya, anak orang ditabrak saja" dan dalam hitungan detik, kendaraan saya sudah dikelilingi beberapa orang yang berwajah beringas, bahkan sudah ada yang memukul dinding kendaraan dan berteriak "Hai keluar kau". Maksudnya agar saya keluar,karena saya yang mengemudikan kendaraan. 

Syukur kedua anggota keluarga anak yang jadi korban tabrak lari tersebut saya ajak,Mereka berdua keluar dan menjelaskan,bahwa saya justru menolong anak tersebut. Kalau saja mereka tidak ikut,mungkin saya sudah dikeroyok ramai ramai,hanya karena satu kalimat :"Mentang mentang orang kaya!"

Kejadian ini memang sudah lama berlalu

Tapi setidaknya ,diharapkan  dapat menjadi pengingat,agar jangan pernah membiarkan  rasa sakit hati meracuni diri kita.Karena walaupun racunnya tidak kasat mata dan tidak dapat dideteksi melalui ilmu kedokteran,tapi yang namanya :"racun" itu,memberikan efek yang sama buruknya,yakni  orang akan kehilangan kontrol diri.

Tipe orang yang mudah terserang "sakit hati" ,akan kehilangan momentum yang sesungguhnya dapat membahagiakan dirinya. Ia bagaikan :"Lonely wolf" di padang pasir, yang siap mencabik cabik siapapun yang tidak disukainya. Satu satunya yang dapat menghentikan langkahnya adalah kematian !

Semoga kita semua djauhkan dari gangguan "sakit hati" ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun