Hal ini kembali dibuktikan, ketika beberapa tahun lalu, saya terbaring di Wollongong Public Hospital, karena terjatuh dari tangga pesawat dan mengalami perdarahan di dalam.
Hasil rontgen menunjukkan hampir seluruh paru paru saya sudah terinfeksi dan bobot tubuh merosot hingga tersisa 58 kg dari 73 Kg.
Di saat saat sekarat, kembali istri saya menunjukkan kecintaannya yang mendalam. Syukur beberapa bulan kemudian saya sembuh.
Sejak saat itu, ungkapan rasa cinta dari wanita yang sudah menjadi istri dan ibu dari anak kami yang waktu itu baru satu orang menjadi prasasti dalam hati saya.
Di sana terukir sumpah saya, yakni: "Saya tidak akan pernah menghianati wanita yang telah memberikan segala galanya bagi diri saya"
Betapapun bebalnya perasaan seorang laki laki, mustahil akan tega menghianati wanita yang telah membuktikan cintanya dengan sepenuh hati!
Setiap kali ada godaan, maka bayangan ketika saya terbaring sakit berbulan bulan seakan diputar ulang di depan mata dan saya segera sadar diri.
Seorang istri akan sia sia memeriksa ponsel suami ataupun secara diam diam memeriksa isi dompet suami mencari tahu password suami dan sebagainya. Karena memata matai suami hanya akan mengundang keributan dalam rumah tangga.
Tulisan ini hanya sebuah refleksi diri yang sengaja ditulis dengan harapan dapat menjadi masukan bagi orang banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H