Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Usia 6 Tahun Dihabisi Secara Sadis dengan Gunakan Pecahan Botol

10 Februari 2019   21:39 Diperbarui: 10 Februari 2019   22:07 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zakariya was beheaded, allegedly by a taxi driver. Picture: Sajid Hussain

Rasanya Sulit Diterima Akal Sehat

Setidaknya ada 3 sumber berita yang menuliskan judul yang sama yakni: 9news.com/the,mirror,uk/thesun yang memberitakan, suatu hal yang serasa tidak mampu diterima oleh orang yang waras.

Tapi mengingat ketiga sumber berita merupakan  media sosial yang sudah bertaraf internasional maka mau tidak mau kita  terdorong untuk membaca lebih lanjut, apa yang sesungguhnya terjadi sehingga anak yang baru berusia 6 tahun dan belum tahu apa apa, tega dihabisi secara sadis didepan ibu kandungnya ?

 Saya tidak berani membahas lebih lanjut karena itu saya hanya mengutip satu alinea saja dari sumber berita, sebagai berikut : "A-six-year-old boy was beheaded with a piece of broken glass in front of his screaming mum" The child, Zakaria al-Jaber, was brutally killed in Saudi Arabia after he was confirmed to be a Shia Muslim. "Zakariya was beheaded ,allegedly by a taxi driver

c..picture : Sajid HussainSource:Twitter

View image on Twitter foto : 9news,com/picture : Sajid HussainSource:Twitter
View image on Twitter foto : 9news,com/picture : Sajid HussainSource:Twitter

foto : 9news,com/picture : Sajid HussainSource:Twitter

Menurut sumber ,Zakaria yang baru berusia 6 tahun ini ,naik taksi bersama ibunya,dengan tujuan ingin berziarah ke Medina.Tetapi di persimpangan jalan yang berdekatan dengan kedai kopi Al-Tilal.sopir tersebut menarik paksa anak tersebut ,keluar dari taksi. Memecahkan botol dan  menghabisi anak tersebut dengan pecahan botol tersebut.Ibunya mencoba berlari untuk menyelamatkan anaknya,namun sebelum tiba di lokasi,ia terjatuh dan pingsan. sumber :9news,com/ themirror.uk/the sun
Membaca berita ini,saya jadi terpana.Pikiran saya langsung menerawang jauh.Tiba tiba saya teringat akan ,baku bunuh antara pasukan Irlandia yang  konon beragama Katholik dengan Pasukan Inggris yang konon beragama Protestan.
Mengapa saya katakan :"konon?",karena kalau orang beragama,tidak mungkin saling membunuh sesamanya ,apapun alasannya. Karena setahu saya,agama mengajarkan kasih sayang,Satu rumpun,tapi beda cara,telah cukup alasan bagi orang untuk saling membunuh.
Lalu saya teringat akan surat Kartini,yang setiap kali membacanya,membuat bulu tengkuk saya merinding.Padahal saya bukan tipe manusia cengeng.
Izinkanlah saya mengutip isi surat tersebut,yang mungkin saja tidak semua orang setuju akan isinya, 

"Ya Tuhan, kadang-kadang saya berharap, alangkah baiknya, jika tidak pernah ada agama. Sebab, agama yang seharusnya justru mempersatukan semua manusia, sejak berabad-abad menjadi pangkal perselisihan dan perpecahan, pangkal pertumpahan darah yang sangat ngeri. Orang-orang seibu-sebapa ancam-mengancam berhadap-hadapan, karena berlainan cara mengabdi kepada Tuhan yang Esa dan yang sama.

Orang-orang yang berkasih-kasihan dengan cinta yang amat mesra, dengan sedihnya bercerai-berai. Perbedaan gereja, tempat menyeru kepada Tuhan yang sama, juga membuat dinding pembatas bagi dua hati yang berkasih-kasihan.

Betulkah agama itu berkah bagi umat manusia? Agama yang harus menjauhkan kita dari berbuat dosa, justru berapa banyaknya dosa yang diperbuat atas nama agama itu!

(Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902 (dikutip dari blog forum lintas batas)

***

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun