Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang Tua Tidak Lagi Harus di "Panti Jompokan"

10 Februari 2019   10:23 Diperbarui: 10 Februari 2019   10:57 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

662 Juta Dolar Demi Untuk Merealisir Impian Ini

Bagi yang sudah pernah berkunjung ke Panti panti jompo tentu tidak perlu lagi diceritakan bagaimana perasaan orang orang tua yang merasa dibuang oleh anak-anaknya. Mereka akan memegang tangan kita dan sambil menangis pilu, menceritakan betapa sejak mereka ditempatkan di panti jompo anak-anak mereka hanya berkunjung sekali dua kali dalam setahun. 

Tapi tentu saja tidak adil mengeneralisir bahwa semua ini kesalahan dari anak-anak mereka. Karena bisa jadi anak-anak harus kerja keras menghidupi keluarga mereka dan dirumah tidak ada yang dapat merawat orang tua mereka. 

Sedangkan untuk menggaji Perawat khusus bagi orang tua keuangan mereka jauh dari mencukupi. Karena itu biarlah kita anggap merupakan masalah internal dari setiap keluarga.

Senior Houses Berbeda dengan Panti Jompo

Kami pernah berkunjung ke Senior Houses di New South Wales. Ternyata Senior Houses ini berbeda total dengan  gambaran buram dari panti jompo. Mereka tinggal disini dirumah masing masing, namun  ada klinik yang siap melayani  mereka ada club olah raga ringan bahkan ada kendaraan antar jemput bagi mereka yang ingin mengujungi club-club senior maupun makan malam di berbagai restoran.

Tetapi tentu tidak semua orang tua di Australia mampu membeli rumah sendiri, walaupun Senior Houses ini relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan perumahan biasa. Karena dibangun sangat sederhana dan hanya memiliki 2 kamar tidur dan satu garasi, serta ruang tamu seadanya.  Harga rumah senior disini berkisar antara 200 -300 ribu dolar atau setara dengan 2- 3 miliar rupiah.

Kabar Gembira Bagi  Para Orang Tua 

Ada berita gembira dari pemerintah Australia, bagi warga Age Care yakni mereka tidak harus lagi tinggal di panti panti jompo. Mereka boleh tinggal dirumah sendiri, karena biaya perawatan dirumah akan dibantu oleh pemerintah Australia.

Nah untuk jelasnya saya kutip satu dua alinea yang diberitakan di 9 News.com dan di the Guardian, sebagai berikut:

"The federal government will provide a $662 million funding boost to enable the elderly to carry on living in their own homes.
Prime Minister Scott Morrison said looking after the elderly was the government's top priority." These places give older Australians the choice about how and where they want to live," "Older Australians have worked hard all their life, paid taxes and done their fair share, and they deserve our support"

Yang dapat diterjemahkan secara bebas:

"Pemerintah Federal akan memberikan dukungan senilai $.662 juta dolar,untuk merealisir impian para orang tua untuk dapat tinggal dirumah mereka masing masing. Perdana Menteri Scott Morrison,mengatakan,bahwa  perawatan para orang tua (age care) merupakan : top priority" bagi pemerintah. Para orang tua, akan dapat memilih dimana mereka ingin tinggal. Mereka sudah bekerja keras sepanjang hidup mereka membayar pajak dan mereka berhak mendapatkan yang terbaik dalam hidup mereka".

sumber berita : 9 News.com dan the Guardian"

Semoga suatu waktu di Indonesia perhatian terhadap para "aged care"juga akan semakin membaik. Sebuah harapan yang menjadi harapan kita semuanya,karena tanpa orang tua kita semua tidak pernah akan ada di dunia ini.

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun