Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Para Pejabat Perlu Belajar dari Airport Helper

6 Februari 2019   15:31 Diperbarui: 6 Februari 2019   16:06 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Padahal disana tidak ada orang yang melihatnya Rp.50.000 untuk ukuran seorang Portir, rasanya masih cukup bernilai ,untuk sarapan pagi. Namun, karena sudah dua kali saya sodorkan dan tetap ditolak, akhirnya saya ucapkan terima kasih.

Pengalaman Pertama Kali'

Pengalaman ini, merupakan pengalaman pertama kali dalam hidup saya, Kalau selama ini, portir biasanya ngotot minta ditambah uang jasanya,malahan kini dikasih, tidak mau. 

Saya baru tahu bahwa Per 1 September 201, bandara Soekarno Hatta, sudah menerapkan bahwa tidak ada lagi Portir yang selama ini menawarkan jasa untuk membantu membawa barang bawaan penumpang dari kendaraan keloket check in. 

Panggilan "Porter" sudah diganti menjadi "Airport Helper", yang sudah digaji dan mereka dilarang menerima uang tip, Kalau dilanggar, bisa menyebakan mereka dipecat. Dan saya salut kepada Porter yang kini menjadi "Airport Helper", memiliki komitmen yang tinggi. karena mereka merasas sudah digaji untuk itu, walaupun gajinya paling cuma 2 jutaan rupiah.

Sikap mental para Airport Helper ini, agaknya  patut dijadikan conton teladan bagi para pejabat kita, yang sudah digaji oleh negara, namun masih mau menerima uang, padahal mereka sudah digaji untuk tugas tersebut dan gaji mereka, pasti jauh lebih besar dari gaji seorang Airport Helper.

Slogan "NO TIPPING' sungguh sungguh diaplikasikan dalam menjalankan tugas mereka,sebagai Airport Helper dan menolak menerima tips, walaupun  kesempatan untuk itu terbuka lebar, tanpa ada yang melihat. Ternyata para Airport Helper ini, jauh lebih matang kedewasaan sikap mental dan komitmennya,ketimbang para pejabat korup kita.

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun