Padahal disana tidak ada orang yang melihatnya Rp.50.000 untuk ukuran seorang Portir, rasanya masih cukup bernilai ,untuk sarapan pagi. Namun, karena sudah dua kali saya sodorkan dan tetap ditolak, akhirnya saya ucapkan terima kasih.
Pengalaman Pertama Kali'
Pengalaman ini, merupakan pengalaman pertama kali dalam hidup saya, Kalau selama ini, portir biasanya ngotot minta ditambah uang jasanya,malahan kini dikasih, tidak mau.Â
Saya baru tahu bahwa Per 1 September 201, bandara Soekarno Hatta, sudah menerapkan bahwa tidak ada lagi Portir yang selama ini menawarkan jasa untuk membantu membawa barang bawaan penumpang dari kendaraan keloket check in.Â
Panggilan "Porter" sudah diganti menjadi "Airport Helper", yang sudah digaji dan mereka dilarang menerima uang tip, Kalau dilanggar, bisa menyebakan mereka dipecat. Dan saya salut kepada Porter yang kini menjadi "Airport Helper", memiliki komitmen yang tinggi. karena mereka merasas sudah digaji untuk itu, walaupun gajinya paling cuma 2 jutaan rupiah.
Sikap mental para Airport Helper ini, agaknya  patut dijadikan conton teladan bagi para pejabat kita, yang sudah digaji oleh negara, namun masih mau menerima uang, padahal mereka sudah digaji untuk tugas tersebut dan gaji mereka, pasti jauh lebih besar dari gaji seorang Airport Helper.
Slogan "NO TIPPING' sungguh sungguh diaplikasikan dalam menjalankan tugas mereka,sebagai Airport Helper dan menolak menerima tips, walaupun  kesempatan untuk itu terbuka lebar, tanpa ada yang melihat. Ternyata para Airport Helper ini, jauh lebih matang kedewasaan sikap mental dan komitmennya,ketimbang para pejabat korup kita.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H