Menurut berbagai sumber,penduduk dunia pada tahun 2018 berjumlah sekitar 7,5 miliar jiwa dan penduduk China berada di peringkat pertama diantara semua negara, yakni sekitar 1,4 miliar jiwa. Dengan data tersebut dapat dikatakan bahwa sekitar lebih dari 1/5 penduduk dunia,merayakan imlek dengan cara dan gaya yang sudah disesuaikan dengan tradisi setempat.
Kemarin, kami diundang teman teman di Bandung ,untuk acara temu kangen di Paskal Food. Dari kejauhan sudah tampak lentera dengan warnamerah menyala yang dilengkapi dengan beragam asesoris yang secara sepintas semua orang tahu bahwa hal ini berhubungan dengan  perayaan Imlek,yang sudah berada diambang pintu .Atau tepatnya tanggal 5 Pebruari 2019.
Dekorasi yang sarat dengan simbol simbol perayaan Imlek tersebut,semakin menyemarakan Food Court yang merupakan salah satu ikon kota Bandung. Disini semua orang dapat duduk santai bersama keluarga ,tanpa terusik untuk sebuah keharusan memesan makanan dan minuman, seperti halnya bila berada di berbagai Food Court di Jakarta. Ada yang duduk duduk santai, sambil memainkan ponselnya dan ada juga yang duduk sambil menikmati makanan khas dari berbagai daerah,sesuai dengan isi kantong dan selera masing masing,
Karena masih sore,maka kami hanya memessan "otak otak ikan" beberapa porsi dan minuman mineral. Menikmati otak otak yang masih hangar dengan saus kacang yang gurih, semakin menghadirkan rasa santai bagi kami dalam acara temu kangen ini. Karena teman teman yang hadir disini adalah yang tidak dapat hadir dalam acara makan malam bersama sehari sebelumnya.Â
Kami asyik bercerita hilir mudik yang intinya adalah saling melepas kangen karena sudah lama tidak ketemu. Namun karena jam sudah menunjukkan pukul 6.00 sore dan saya masih harus mengemudikan kendaraan untuk kembali ke Jakarta bersama istri, maka dengan berat hati,kami harus pamitan dengan teman teman semuanya. Seperti kata pribahasa, "Dalam setiap pertemuan,pasti akan  ada perpisahan.  Kami sempat saling tukar menukar nomor ponsel,karena nomor lama sudah banyak yang diganti.
Ada rasa haru menyelinap dihati,ketika kami bersalaman  untuk pamitan, karena begitu besar perhatian dan rasa persahabatan yang ditunjukkan oleh sahabat  sahabat baik kami di Bandung. Tanpa ada rasa sekat diantara kami semuanya. Kami berdua merasa bagaikan berada ditengah tengah anggota keluarga sendiri.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H