Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merawat Hubungan Baik Tidak Mudah

19 Januari 2019   15:29 Diperbarui: 19 Januari 2019   15:51 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
keterangan foto: bersama salah satu keponakan/dokumentasi pribadi

Pertama mungkin diawali dengan saling berkenalan ,baik di dunia maya,maupun dalam pertemuan secara phisik.Sejak kontak pertama ,bila ada rasa kecocokan,maka akan dilanjutkan dengan saling komunikasi . Sehingga setelah sempat bertemu beberapa kali ,maka bila ada hasrat hati ,bisa meningkatkan status dari teman,menjadi sahabat.

Seandainya ,setelah  sekali dua kali pertemuan dan merasakan adanya ketidak cocokan ,maka hubungan bisa terhenti hingga sebatas pertemanan biasa.Bahkan bila entah karena apa,setiap kali berkomunikasi,merasakan ada kata kata atau kalimat yang melukai hati kita,maka hubungan pertemanan bisa berakhir hingga disini saja. Tidak lagi bertegur sapa dan kalaupun kebetulan berpapasan,maka hanya akan mengedepankan sikap basa basi yang tawar.Karena hubungan pertemanan yang dirasakan tidak nyaman,maka secara alami,akan ada penolakan dari dalam diri kita ,untuk melanjutkan hubungan pertemanan.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Menjaga Hubungan Baik Agar Langgeng 

Hal ini berlaku tidak hanya dalam hubungan pertemanan,tapi juga dalam hubungan karena ada pertalian kekeluargaan. Walaupun sama sama berada  dalam satu keluarga besar,namun  perbedaan status sosial yang terlalu mencolok,dapat menyebabkan hubungan persaudaraan ataupun hubungan persahabatan mengalami kemacetan. 

Sebagai salah satu contoh,bila ada undangan untuk menginap di salah satu hotel berbintang,tentu saja undangan ini disambut dengan antusias. Karena  merupakan salah satu bukti,bahwa diri kita,sangat dihargai oleh keluarga yang mengundang.Dan dengan rasa bangga karena merasa dihargai ,kita datang ke hotel,untuk menghadiri pertemuan dengan keluarga ,yang mungkin sudah belasan tahun tidak pernah bertemu. Tiba di hotel.terus melapor ke Penerima Tamu dan ternyata ,memang ada nama kita tercatat disana,bahkan nomor kamarpun sudah dipersiapkan.

Tapi sebelum kunci kamar diserahkan, si mbak Penerima Tamu dengan senyum manis,mengatakan :" Maaf ya pak ,Mohon uang deposit 500 ribu rupiah Besok kalau tidak ada pemakaian di bar,uang bapak akan dikembalikan" Nah,mendengar kalimat ini,kegembiraan yang tadinya  meluap bagaikan coca cola ,mendadak sontak menjadi redup. Karena yang mengundang mengatakan bahwa ,semua akan ditanggung,sejak dari tarif kamar hotel.sarapan ,makan siang dan makan malam.maka uang yang ada dikantong ,hanya cukup untuk  membeli tiket kereta apii untuk pulang.

Maka dengan menebalkan wajah muka, kita mengatakan pada si mbak Penerima Tamu:"Maaf mbak, saya kebetulan tidak bawa uang sebanyak itu."

Dan masih dengan senyum manis,si mbak menjawab:" Maaf ya pak.itu aturan dari hotel. Atau gini pak,kalau kebetulan tidak bawa uang tunai,Kartu Kredit atau kartu Debit juga boleh  pak"Maka  walaupun udara cukup panas,namun keringat dingin terasa mengalir dikerah baju. karena Kartu Kredit dan Kartu Debit pun tidak punya. 

Akhirnya,dengan menahan rasa malu,menelpon sanak keluarga yang mengundang dan dengan sedikit berbohong mengatakan:" Aduh  maaf,dompet saya ketinggalan.mau balik jauh "Maka selamatlah kita,karena yang mengundang turun ke Recepsionis  dan menyerahkan uang 500 ribu sebagai uang DP. 

keterangan foto: bersama salah satu keponakan/dokumentasi pribadi
keterangan foto: bersama salah satu keponakan/dokumentasi pribadi
Menjadi Pelajaran Berharga

Kejadian tersebut diatas,bukan hasil imaginasi,namun  merupakan pengalaman pribadi puluhan tahun lalu. Disaat kondisi hidup kita yang sedang morat marit,niat baik dari orang lain,dapat menyebabkan hati kita terluka . Merasa terhina serta merasa terlecehkan, Padahal logikanya,kalau teman atau sanak keluarga tidak menghargai kita,mengapa pula harus membuang waktu dan dana untuk mengundang kita. Tetapi disaat hidup terpuruk,seringkali logika kita tidak lagi berkerja dengan baik dan cenderung sangat sensitif.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Hari ini ,saya dan istri kembali diundang untuk tinggal selama 2 malam,dihotel berbintang .Dan percakapan yang sama dengan kejadian beberapa puluh tahun lalu,kembali terulang. Sebelum menyerahkan kunci kamar,si mbak Penerima tamu ,dengan senyum manis,mengatakan :" Maaf bapak. silakan deposit 500 ribu rupiah." Maka  tanpa perlu diulang dua kali,istri saya sudah membuka dompetnya  dan menyerahkan 5 lembaran yang nilai nominalnya masing masing seratus ribu rupiah dan total 500 ribu rupiah. Sama sekali tidak ada rasa terhina ataupun dilecehkan,karena memahami,sudah memang begitulah aturan main ,kalau mau masuk menginap di hotel berbintang 5. Senyuman si mbak. terasa wajar wajar saja.Padahal dulu,senyumnya serasa bagaikan sebuah ejekan bagi kami berdua.

bersama salah satu keponakan/dokumentasi pribadi
bersama salah satu keponakan/dokumentasi pribadi
Hal ini,semakin memperkaya khasanah ilmu kehidupan kami berdua,bahwa :
  • kalimat yang diucapkan tidak tepat waktu ,dapat menyebabkan orang lain terluka
  • apa yang bagi kita ,mungkin cuma recehan,bagi orang lain,merupakan jumlah yang besar
  • sebaliknya, apa yang bagi kita merupakan sesuatu yang dibangga banggakan,boleh jadi bagi orang lain,hanya uang recehan
  • sebelum mengundang  teman ataupun sahabat ,perlu pertimbangan dan persiapan yang matang

Tulisan ini termotivasi,karena sejak kemarin pagi,kami sudah check in ,karena keponakan saya,yakni anak kakak saya yang paling sulung ,melangsungkan pernikahan putrinya Semoga tulisan kecil ini,ada manfaatnya bagi orang lain,agar jangan lupa, bahwa niat baik saja tidak cukup,melainkan harus di sertai dengan kearifan .

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun