Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pensiun, Bukanlah Hal yang Perlu Ditakuti

17 Januari 2019   17:42 Diperbarui: 17 Januari 2019   17:59 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi Harus Terpenuhi Syarat Syaratnya

Dalam acara makan bersama siang ini,ada pertanyaan yang cukup mengelitik, yakni "Sesudah pensiun,bagaimana Pak Tjip dan bu Rose,masih bisa kesana kemari?" Bukankah setiap kali berpergian,membutuhkan dana yang tidak sedikit?"

Pertamuan siang ini,merupakan pertemuan gabungan dari komunitas yang berbeda,tapi sama sekali tidak ada hambatan,Baik dalam berkomunikasi,maupun dalam membahas masala masalah kehidupan. 

Ada Pak Justian dan istri yang hadir disamping kami berdua Pak Happy yang menempuh perjaanan selama 4,5 jam dari Pekalongan, Mas Eko dari Depok  dan Pak Eddy Supriatana bersama istri, ada Pak Ping yang datang sendirian dan begitu juga bu Diena, tetangga kami di Wisma Indah I, Padang,yang sudah 30 lalu meninggalkan kota Padang.

Walaupun beberapa diantaranya, baru pertama kali ini bertemu, tapi dalam waktu kurang dari dua  menit, kami semua sudah berkomunikasi seperti layaknya  komunikasi antara sahabat lama. 

Rasanya seperti ada kerinduan, untuk semakin sering merasakan, bahwa suasana  persabahatan, yang lepas dari dinding-dinding yang membatasi kami,karena alasan perbedaan suku  bangsa, budaya dan agama.

Bahkan istri pak Eddy Supriatna, yang barusan pensiun dari depaartemae agama, tak tampak sedikitpun kikuk mengikuti alur komnikasi kami yang mengalir bagaikan luapan air

Kembali Kejudul Tulisan

Kembali kejudul tulisan, mengenai pertanyaan, bagaimana kami mampu menjalani hidup setelah pensiun dan bukan lagi pengusaha? Padahal aktivitas travelling kami kesana kemari tidak terhentikan dari tahun  ketahun. Bagaimana kami membiayai semuanya ini? Maka saya jelaskan, bahwa persiapan ini,bukan kami lakukan dalam sebulan dua bulan, melainkan sejak puluhan tahun lalu. Dengan cara:

  • tidak mengganggu cash flow, agar bisnis kami tetap berjalan lancar
  • menyisihkan sebagian dari keuntungan perusahaan untuk membiayai pendidikan anak anak 
  • menyisihkan sebagian dari keuntungan perusahaan untuk masa tua kami
  • mempersiapkan "proyek" pribadi, sebagai passive income
  • Walaupun jumlahnya tidak besar, tapi untuk biaya hidup kami tidak perlu mengutak atik tabungan masa tua 

Hindari Passive Income yang Rawan Penipuan

Cukup banyak teman teman  kami,yang terkecoh oleh iming iming : "passive income" seperti:

  • arisan emas batangan
  • investasi di perkebunan ginsesng
  • investasi di kapal pesiar
  • saham bodong
  • dan lain lainnya

Yang berakhir dengan cara yang amat menyedihkan Salah satu teman saya menginvestasikan seluruh simpanan hari tuanya dengan membeli saham dan akhirnya, seluruh saham yang dipegangnya tidak lebih berharga dari kertas pembungkus kacang goreng, padahal sebagai teman, saya sudah  mengingatkan sejak awal. Namun karena teman saya tamatan MBA dari luar negeri, tentu saya tidak berani terlalu jauh mencamouri urusan pribadinya 

Hal ini,hanya salah satu contoh, masih banyak teman teman baik saya, yang harus menjalani hidup dengan penuh keprihainan. Jangan lupa, ijazah dari luar negeri, bukanlah jaminan, bahwa lebih piawai dalam mempersiapkan hari tua,Karena pengalaman hidup adalah guru yang terbaik.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun