Seminggu sebelum meninggalkan Perth  untuk terbang ke Jakarta, kami sudah menyusun jadwal yang sangat ketat. Menurut ukuran orang yang sudah pensiun. Mungkin ada yang beranggapan, bahwa selama berada di tanah air, kami berdua, dapat berleha-leha sambil menikmati pemandangan kota Jakarta dari ketinggian lantai 27 di unit apartemen kami, di bilangan Kemayoran.
Tapi sesungguhnya, justru yang terjadi adalah kami jauh lebih sibuk selama acara pulang kampung ketimbang lagi berada di Australia Barat.
Kala berada di negeri orang jadwal kami adalah: pagi menikmati secangkir capucinno dan sarapan pagi. Usai sarapan pagi kami jalan santati di tepi pantai sambil menikmati pemandangan alam yang indah.
Kemudian siang menjelang sore, kami berkendara kemana saja ada kegiatan sosial atau bila di musim panas, Kami isi waktu dengan memancing di tepian Swan River
Karena di Jakarta bukanlah hal yang aman bagi kami bila berjalan kaki di pagi hari,Padatnya lalu lintas dan minimnya sarana yang aman untuk para pejalan kaki menjadi penyebabnya.
Maka pilihan kami adalah duduk di teras unit apartemen mini kami sambil menikmati pemandangan kota Jakarta dari ketinggian, atau mengisi hari hari kami dengan berbagai aktivitas, salah satunya adalah bertemu dengan teman teman dan kerabat kami,
Sehingga, dengan demikian, sejak dari pagi,siang, dan malam, hampir seluruh waktu, kami manfaatkan untuk berbagai pertemuan.
Bagi kami bertemu dengan teman teman adalah: "passion" kami berdua. Dalam arti kata untuk bisa bertemu dengan teman teman, kami dengan penuh sukacita menghabiskan waktu kami, selama berada di tanah air.
Hingga hari ini kegiatan untuk berkumpul bersama teman teman dan para kerabat kami masih terus berlangsung, Bahkan, minggu depan di kampung halaman kami di Sumatera Barat sudah  tersusun jadwal yang senada, yakni pertemuan dan pertemuan.
Mungkin ada yang bertanya dalam hati, "Apa yang sesungguhnya kami cari?" Popularitas diri ? Ingin dikenal oleh orang banyak?"
Pasti bukan itu alasannya. Kapasitas kami  sebagai sosok yang bukan siapa siapa sama sekali tidak membutuhkan popularitas diri.
Nah,kembali kepada makna :"passion" ,adalah bahwa demi terpenuhi hasrat hati untuk bisa bertemu dengan teman teman, kami siap untuk menjadikannya sebuah kenyataaan,sesuai kemampuan kami,
Terima kasih kepada semua teman teman dan kerabat,yang telah berbaik hati,memenuhi undangan yang kami sampaikan sehingga hasrat hati kami bisa terpenuhi,
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H