,
Tergantung Sikap Mental Masing-masing
Kalau untuk menjalin persahabatan, orang harus menyaring dan memilah milah terlebih dulu, mana yang sesuku dan mana yang seiman, alangkah repotnya hidup ini. Akan tetapi semuanya tentu terpulang pada pribadi masing-masing.Â
Karena sejak dari kecil ,kami dilahirkan dan di besarkan serta dididik untuk bergaul dengan siapa saja, maka perbedaan suku dan agama, bagi kami sama sekali bukan merupakan dinding pemisah. Kami melihatnya seperti memasuki taman dengan aneka ragam bunga yang berwarna warni
Tahun 1990 Kami Berpisah dan Baru Ketemu Hari Ini
Kami mengenal keluarga pak Jamaris Jamaan,sejak tahun 70 an ,ketika sama sama di kota Padang. Pak Jamaris Jamaan pada  waktu  masih aktif bertugas di Kasdam dengan pangkat Kolonel TNI AD. Kemudian menjadi Kadit Sospol dan sekaligus Ketua Orari Daerah Sumatera Barat. Sedangkan saya dan istri juga aktif  sebagai Pengurus Orari, Maka kami sering bertemu.Â
Karena merasakan ada  saling kecocokan,maka  antara keluarga kami dan Keluarga Pak jamaris Jamaan ,sudah menjadi seperti keluarga. Kalau kami  datang bertamu,maka kami  tidak segan ikut makan siang dan begitu juga, bila ada masakan yang enak, kami telpon dan Pak Jamaris datang kerumah kami di Wisma Indah I.Â
Hubungan  antara kedua keluarga,steril dari hal hal yang bersifat materi dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan bisnis apapun,sehingga langgeng selama belasan tahun ,hingga kami pindah ke Jakarta
Sempat Kehilangan Kontak
Sejak kami pindak ke Jakarta dan kemudian tinggal di Australia, kami kehilangan kontak.Baru belakangan ini, menyambung kembali melalui facebook,dengan putri pak Jamaris yang bernama Yenny.Â
Tentu saja kami sangat senang dan  bermaksud untuk berkunjung, Namun dari Yenny,kami dapat kabar bahwa ayahnya pak Jamaris sudah berpulang, Kami sangat sedih mendapatkan berita  duka ini.
Hari Ini Kami Bertemu
Kesempatan pulang ke Indonesia, maka kami manfaatkan peluang ini untuk bertemu dengan keluarga almarhum pak jamaris Jamaan dan hari ini,harapan tersebut menjadi kenyataan. Yenny dan Adek datang bersama bunda tercinta,yang merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi kami  berdua.Â
Kebahagiaan ini ,semakin lengkap dengan hadirnya  sahabat baik kami, pak Mohammad Fasial Anwar,yang berkarya memimpin Sekretariat Orari Pusat sejak dulu dan masih aktif hingga kini. Hadir bersama istri dan anak mantu ,serta cucu cucu. Beda suku dan beda agama,sama sekali bukanlah merupakan dinding pembatas, melainkan  justru menghadirkan kebahagiaan bagi kami  semuanya.
Buktinya Pak Faisal Anwar sekeluarga datang dari Bekasi  dan keluarga pak jamaris alm.datang dari Depok, hanya agar kami bisa bertemu Kalau tidak ada hubungan  batin yang kuat, mustahil orang mau membuang waktu dan dana untuk biaya transportasi dari Bekasi dan Depok, hanya untuk bisa bertemu dengan kami berdua, tanpa ada kepentingan apapun, selain dari hubungan kekeluargaan,karena kami berdua ,hanyalah sepasang kakek nenek ,yang bukan siapa siapa.
Sungguh, hidup saling bersahabat dalam segala perbedaan menghadirkan rasa syukur yang tak berkesudahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H