Risikonya, bila sudah bersusah payah menjajaki sumber berita disana-sini, serta berusaha menulis sesuai tren yang lagi hot tapi ternyata tulisan hanya dibaca oleh puluhan orang saja, tentu sangat wajar bila menimbulkan rasa kecewa.Â
Walaupun ada yang mengatakan bahwa ia tidak peduli apakah tulisannya dibaca atau tidak. Tentu saja setiap orang berhak memberikan batasan sendiri mengenai dirinya.Â
Kalau Sekadar Menulis dan Tidak Peduli Dibaca Orang atau Tidak, Bukankah Lebih Baik Menulis di Catatan Harian?
Apapun pilihan seorang penulis, sejujurnya pasti berharap bahwa tulisannya akan dibaca oleh banyak orang. Karena kalau sekadar menulis sesuai "passion" dan tidak peduli dibaca orang atau tidak, logikanya tentu lebih baik kita menulis di buku catatan harian pribadi.Â
Sehingga apapun yang kita tulis, hanya dibaca oleh diri kita sendiri. Akan tetapi sekali kita melangkah untuk menulis di blog umum, maka tentu harus siap untuk menulis sebaik mungkin. Karena tulisan adalah gambaran jiwa dari penulisnya.
Misalnya kalau saya diminta untuk menulis tentang seni atau tentang olah raga, maka kalau dipaksakan hasilnya pasti akan menjadi tulisan yang amburadul karena sama sekali tidak memiliki pengetahuan dasar tentang seni, baik musik, maupun lukisan atau apapun yang ada kaitannya dengan seni.
Begitu juga tentang olah raga sepak bola. Pengetahuan saya tentang olah raga ini adalah nol besar.  Tapi kalau menulis tentang olah raga angkat berat yang dulu dikenal dengan angkat besi setidaknya saya memiliki  sedikit catatan, karena pernah ikut berlatih selama beberapa tahun.Â
Pernah mencoba menulis sesuai tren, namun karena menulis dengan setengah hati, maka beberapa kali tulisan saya dihapus oleh Admin karena  mengutip lebih dari yang diizinkan. Maka akhirnya saya kembali ke fitra sebagai Penulis alami, yakni menulis sesuai passion.
Menuliskan  Pengalaman Hidup Tanpa Beban
Dapat dikatakan hampir sembilan puluh persen tulisan saya berdasarkan pengalaman hidup pribadi dan pengalaman hidup berkeluarga. karena saya dapat menuliskan secara langsung di draft tanpa perlu mempersiapkan naskahnya.Â
Karena apa yang diceritakan adalah apa yang saya alami dalampe perjalanan hidup. Walaupun risikonya adalah secara tanpa sadar, ada bagian bagian yang sudah pernah dituliskan, ditulis ulang kembali dalam arikel lainnya.