Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pentingnya "Check and Recheck" , Sebelum Menekan Tombol Tayang

11 Desember 2018   20:47 Diperbarui: 11 Desember 2018   21:14 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: Ktawa.com

Karena Sebuah Kebohongan Yang Terlanjur Tayang ,Akan Menjadi Kutukan bagi Diri Kita Sepanjang Hayat

Setiap penulis tentu saja  memiliki kebebasan dalam menentukan apa yang akan ditulisnya sesuai passion  masing-masing. Namun semua orang memahami bahwa dalam kebebasan tersebut,terkandung beberapa aturan yang menjadi rambu rambu yang perlu ditaati oleh setiap penulis. Esensialnya adalah "jangan pernah menuliskan kebohongan" atau "jangan menyebarkan berita hoaks".

Karena itu,sebelum menuangkan buah pikiran kita dalam bentuk tulisan,tentu perlu dilakukan check and recheck, untuk memastikan, bahwa apa yang kita tulis, sudah diyakini bukan berita bohong. Bahkan sebelum jemari kita menekan tombol tayang.

Sekali lagi naskah dibaca ulang dan kemudian setelah yakin ,baru ditayangkan. 

Yang dikhawatirkan bukanlah kesalahan ketik ataupun pemiihan kosa kata yang tidak pas. Karena bila dalam hal tersebut terjadi kekeliruan, Walaupun mengurangi nilai tulisan  tapi tidak akan mengundang reaksi dari orang yang membacanya.

Yang paling utama adalah jangan pernah menuliskan berita yang tidak diyakini kebenarannya, apalagi mengada-ada. Karena sekali kita menuliskan kebohongan, maka walaupun setelah itu kita minta maaf berpuluh puluh kali, tetap saja tidak akan mampu mengembalikan kepercayaan orang kepada kita.

Padahal untuk menjaga imej sebagai penulis yang dapat dipercayai,butuh waktu bertahun tahun,tapi dapat terpupus habis dalam hitungan detik. Seperti kata pribahasa, "Panas setahun, dihapuskan oleh hujan sehari!"

Sebuah Contoh Aktual

Salah satu artikel saya yang dimuat di Kompasiana pada tanggal 10 November tahun lalu,berjudul:" Lagi Gara-gara Ahok Cuti",ternyata dalam waktu singkat menjadi viral.Bahkan dikutip oleh  beberapa media arus utama.

Padahal tulisan tersebut hanyalah ungkapan rasa heran,mengapa Juru Parkir yang berpakain Seragam dari Dinas terkait,mengeluarkan  Karcis Parkir, tanpa  stempel dari instansi?

Bagi saya tulisan  ini, sesungguhnya kecil nilainya, karena hanya masalah uang Rp.20.000.- Tetapi penilaian saya pribadi, ternyata berbeda dengan tanggapan dari media arus utama.

Misalnya:

  • Kompas.com
  • "Pengendara mobil mengeluhkan kembalinya juru parkir liar di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Baru parkir kurang dari 30 menit, pengendara diminta membayar Rp 20.000. Pengalaman ini dialami oleh Tjiptadinata Effendi, yang dituangkan dalam tulisannya di Kompasiana."
  • Dishub Jakarta Pusat
  • Iswandi SH  , Petugas Dishub,yang bertugas di Biro Hukum Dishub. telah menelpon secara langsung,menanyakan pada saya tentang lokasi tukang palak yang beroperasi di lokasi Parkir Liar di Tanah Abang. Dan sudah saya jelaskan,lokasinya Kantor kami di Samping Stasiun senen berdampingan dgn Polsek Senen...Kantor Dishub Jakarta Pusat.
  • Liputan 6.com-
  • Warga DKI bernama Tjiptadinata Effendi menulis kegalauannya itu dalam sebuah forum pada Kamis 10 November 2016. Dia mengeluhkan tarif parkir mobil yang fantastis di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dia diminta juru parkir membayar Rp 20 ribu hingga menjadi viral di media sosial.
  • Penelusuran   Liputan6.com melalui laman chirpstory.com, Sabtu (12/11/2016), ada 1.262 yang mengomentari keluhan kesah Effendi yang berjudul 'Parkir Liar Bertarif Mencekik Marak Lagi di Tanah Abang, Apa Karena Ditinggal Cuti Ahok?
  • Kaskus 
  • Parkir Lagi di Tanah Abang, 30 Menit Tarifnya Rp 20.000 wow 
  • Koran Sejagad
  • Juru Parkir Liar Marak Lagi di Tanah Abang .Baru parkir kurang dari 30 menit, pengendara diminta membayar Rp 20.000. Pengalaman ini dialami oleh Tjiptadinata Effendi'
  • Infonitas:
  • Menyoal Parkir Liar di Tanah Abang yang Kembali Marak - 
  • forum.detik.com
  • Juru Parkir Liar Marak Lagi di Tanah Abang, Tarifnya Rp 20,000 ... Pengalaman ini dialami oleh Tjiptadinata Effendi

Seandainya Tulisan Tersebut Berisi Kebohongan

  1. saya tidak akan :"punya muka "lagi untuk menulis di Kompasiana
  2. saya akan menjadi tumpuan sumpah serapa dimana mana
  3. harkat diri saya akan pupus dihadapan anak istri dan cucu cucu,serta seluruh kerabat dan teman teman
  4. akan merembet pada organisasi yang berada dibawah pimpinan saya
  5. setiap mendengarkan atau membaca nama saya,orang akan mengelengkan kepala

Tak terbayangkan betapa hinanya diri saya ,hanya oleh satu kebohongan saja.! Apalagi bila kebohongan tersebut diulang ulangi 

Semoga tulisan ini ada manfaatnya.Walaupun bagi orang lain,mungkin saja diri kita bukan siapa siapa.tapi bagi keluarga kita,diri kita adalah sangat berharga!

Tjiptadinata Effendi                              

LIHAT SEMUA                                                                                                         

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun