Pengakuan Anak Yang Terjerumus Narkoba
Kami pernah mengunjungi putri salah seorang sahabat kami di Pusat Rehabilitasi pencandu narkoba di Kualalumpur.  Sebut saja namanya:"Laila"Kami  kenal keluarga ini sejak lama.Karena itu putri mereka,juga sangat akrab dengan kami.
 Laila menangis,dalam pelukan istri saya ,sambil berkata:"Oma,sesungguhnya Laila tidak ingin  seperti ini.Tapi dirumah sudah tidak ada lagi :"home sweet home". Rumah Laila, sudah bagaikan neraka. ayah dan ibu sibuk sendiri sendiri dan setiap hari tidak ada yang terlewatkan ,tanpa keributan.Â
Karena itu Laila lari dari rumah dan menjadi seperti  ini"Syukur, Laila kini sudah pulih ,bahkan sudah lulus menjadi sarjana. Namun hatinya sudah terlanjur :"tawar" terhadap kedua  orang tuanya dan kini menetap di Amerika Serikat.
Hukum Prioritas
Setiap orang berhak menentukan  mana yang patut didahulukan dan mana yang dinomor duakan ,serta selanjutnya. Tidak ada orang yang  berhak menentukan jalan hidup kita,tapi tentu tidak ada salahnya,kita belajar dari kegagalan orang lain, agar jangan melakukan hal yang sama.
Alangkah bijaknya bila kita menyusun urutan Prioritas dalam hidup kita.Â
Karena hidup itu harus direncanakan,jangan membiarkan hidup itu  mengikuti arus.Karena hanya sampah dan bangkai,yang hanyut mengikuti arus. Kita diberikan akal budi dan kehendak,untuk dapat menata hidup kita.Sebagai contoh, kita perlu  membagi waktu kita, sesuai dengan urutan Prioritas.Misalnya :
- Keluarga
- kesehatan
- Pekerjaan
- Sosial
- Hobi
Seperti kata pribahasa:"Salah  membajak sawah,akan rusak padi semusim.Salah menempatkan urutan prioritas, maka akan jadi penyesalan seumur  hidup "
Tjiptadinata Effendi