Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bangga Dapat Kredit? Jangan Lupa, Kredit Itu Artinya Utang!

2 Desember 2018   20:51 Diperbarui: 2 Desember 2018   22:02 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : tribun.news

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Agar Jangan Sampai Terjerat Utang

Banyak pebisnis yang baru mulai berusaha namun tidak sampai 2 tahun sudah bangkrut. Di samping kesalahan management, penyebab terbesar adalah keliru mengartikan kredit dari Bank.

Bank memberikan Kredit kepada nasabah berdasarkan pertimbangan, uang tersebut akan dijadikan modal dagang atau Cash Flow.

Sehingga dari bisnis yang dikelola, keuntungannya, di samping dimanfaatkan untuk memajukan usaha, sekaligus dipakai untuk membayar bunga bank.

Walaupun sesudah dipelajari oleh pihak bank dan dinilai usaha kita cukup potensi untuk berkembangk, tetap saja ketika mengajukan kredit: akan diminta agunan berupa tanah atau tanah berikut bangunan.

Kalau bank yakin perusahaan kita cukup bonafide maka boleh jadi pihak bank berani memberikan kredit hampir senilai dengan agunan yang kita setor.

Namun bila pihak bank menilai usaha kita belum mantap maka kemungkinan besar hanya akan memberikan Plafond Kredit, separuh dari nilai agunan yang diserahkan.

Krdit Cair Langsung  Beli Mobil Baru ?

Salah satu penyebab terbesar,para bisnis muda hanya mampu bertahan seumur jagung,adalah karena menganggap kredit dari bank itu seperti mendapatkan duren runtuh. Begitu kredit berhasil dicairkan,bukannya dijadikan cash flow untuk berusaha,malahan dibelikan mobil baru!

Entah sadar atau tidak berlaku seakan-akan kredit bank tersebut adalah uang yang didapat dengan cuma cuma.

Padahal untuk mendapatkan kredit adalah dengan mempertaruhkan rumah tempat tinggalnya. Kalau gagal dalam usaha dan tidak mampu mengembalikan pinjaman dari bank maka akibat orang kalah main judi rumahnya bakalan disita oleh pihak Bank.

Tak Kurang Bahayanya Adalah Kartu Kredit

Bagi  sebagian orang termasuk orang yang secara umum dinilai dari kalangan intelektual ternyata masih cukup banyak yang berpikir, bahwa mendapatkan Kartu Kredit Premium atau Gold adalah sebuah prestise.

Karena ada  begitu banyak orang yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan Kartu Kredit, namun ditolak.

Sementara yang tidak pernah mengajukan  permohonan malahan disodor sodorkan Kartu Kredit. Bahkan tidak  kepalang tanggung, langsung Gold atau malahan Premium.

Rasanya bangga benar kalau di restoran atau di Excecutive Lounge di Bandara, bisa masuk dengan gagah dan mengeluarkan dompet yang penuh berisi Kredit Card.

Kartu Kredit Hanya Kebanggaan Semu

Banyak yang lupa bahwa untuk mendapatkan Kartu Kredit,bukan hanya semata karena  dipercayai dan dianggap sosok yang bonafide, melainkan disertai dengan  beban tanggung jawab untuk menyelesaikan, setiap gesekan.

Layanan fasilitas masuk untuk menikmati ruang Excecutive Lounge adalah bagian dari trik bisnis agar orang tertarik dan terpancing untuk memiliki Kartu  Kredit.

Karena dengan adanya Kartu Kredti di dompet, maka akhirnya akan tergoda untuk membeli barang barang yang sesungguhnya tidak diperlukan. Gaya hidup hemat, sudah mulai ditinggalkan dan beralih menjadi gaya hidup yang konsumtif.

Punya  Kartu Kredit   tidak ada salahnya, yang penting, tahu mengontrol diri. Karena bisa jadi karena  kondisi ekonomi yang belum stabil,in case of emergency, maka Kartu  Kredit,dapat dimanfaatkan.

Namun mengoleksi semua Kartu Kredit,hanya  untuk dijadikan bagian dari upaya mendapatkan personal  branded,sesungguhnya sudah salah kaprah.

Karena semakin banyak Kartu  Kredit di dompet,maka semakin dalam kita melangkah masuk kedalam jurang.Kartu  Kredit bukanlah hadiah dari Sinterklas,yang dapat digunakan semaunya  dan kemudian selesai.

Karena sekali terjerat oleh lingkaran setan,maka sangat sulit untuk bisa keluar lagi. Salah satunya adalah: "gali lubang, tutup lubang" 

Kartu  Debit  Baru  Merupakan  Kebanggaan  Sejati

Bila usaha lancar dan dalam kondisi sehat,maka secara otomatis  kehidupan juga akan  mapan Memiliki rekening yang cukup mantap di  bank,maka kita akan menerima Kartu Saving Prioritas.

Seperti misalnya Kartu BCA Prioritas,maka bolehlah kita berbesar hati. Karena dengan menabung dibank ,baik dalam bentuk saving maupun dalam ujud deposito.

Maka kondisi pada saat itu adalah bukan kita yang berutang pada bank,malahan sebaliknya, pihak bank yang berutang pada kita, karena kita sudah mempercayai pihak bank,dengan menabung uang dalam jumlah yang lumayan nilai nominalnya.

Misalnya, untuk mendapatkan Kartu BCA Prioritas,mana minimal uang kita yang disimpan disana berjumlah  500 juta rupiah.

Berutang Itu Mudah ,Melunasi Sulit 

Sesungguhnya  hidup tanpa berhutang,adalah sebuah kebebasan sejati. Bukan bilamana  kita memegang berjubel Kartu Kredit dalam dompet kita. Karena Kartu  Kredit adalah bukti bahwa kita berhutang pada bank.

Hal inilah yang  banyak dilupakan orang.Berhutang itu mudah,yang susah adalah  melunasinya. Akibat keenakan gesek gesek,cukup banyak orang yang lupa  diri.Yang berimbas pada keharmonisan rumah tangga.

Karena itu,sebelum semuanya terlambat, jangan lupa mengingatkan diri kita,bahwa yang namanya Kredit ,artinya :"Utang"Dan bila sudah jatuh temponya. Maka apapun alasannya, utang harus dilunasi.

Semoga tulisan ini ada manfaatnya,setidaknya menjadi masukan dan sekaligus pengingat, agar hati hati dalam menggunakan uang pinjaman. Jangan sampai menjerat kita !

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun