Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kakek dan Nenek di "Zaman Now" Harus Mampu Mandiri

23 November 2018   10:45 Diperbarui: 23 November 2018   11:17 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Tribun News

Masa Kakek dan Nenek Menghabiskan Hari di Kursi Goyang Sudah Berlalu

Pada zaman jadul, segala macam kelengkapan teknologi masih dianggap dongeng atau khayalan. Seperti  dalam komik Flash Gordon, di mana kendaraan bisa berjalan dijembatan gantung dan helikopter bisa bertengger di puncak gedung Atau orang bisa berkomunikasi dengan telpon tanpa tali. mengirimkan gambar dalam hitungan detik. bahkan pada masa itu pesawat televisi masih merupakan sesuatu yang ajaib. 

Pada masa masa tersebut,para orang tua, apalagi kakek nenek,sungguh sangat dimanjakan oleh anak ,mantu dan cucu cucu. Baru saja kakek pegang sapu untuk menyapu pekarangan, sudah langsung digantikan oleh anak atau cucu. Atau nenek mau memasak di dapur ? Ah, alangkah memalukan, bila ditengok tetangga, masa iya orang tua dibiarkan memasak? Kakek mau mau nyetir? Pasti akan dicegah  oleh anak cucu atau mantu.

Pokoknya  yang namanya kakek atau nenek, pagi-pagi bangun, secangkir kopi hangat sudah tersedia di meja. Nenek duduk dikursi goyang sambil momong cucu dan kakek duduk menggulung rokok daun nipah, sambil duduk terkantuk kantuk. Pada intinya, anak mantu cucu berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyenangkan kakek dan nenek. 

Bila tiba makan siang, di meja makan sudah tersedia nasi dan lauk  pauk. Kakek nenek, tinggal duduk dan menikmatinya. Dan bila malam tiba, semua anak cucu mantu berkumpul dan duduk dimeja makan untuk makan bersama.

Di Era Zaman :"Now"

Seiring dengan perubahan zaman, maka cara hidup manusia juga ikut terpengaruh, sesuai dengan aturan alam yang berbunyi bahwa manusia sebagai makhluk sosial mau atau tidak, akan terpengaruh terhadap perkembangan zaman. Entah itu baik,maupun buruk. Sejak memasuki era milineal maka pagi hari merupakan hari hari yang sibuk bagi seluruh  isi rumah. 

Bukan hanya suami yang bekerja tapi istri juga ikut bekerja untuk menunjang ekonomi keluarga ataupun karena ingin mengubah nasib menjadi lebih baik. Anak anak di pagi hari sudah sibuk mempersiapkan diri untuk ke sekolah, bahkan yang sudah dewasa sibuk terburu-buru mempersiapkan diri agar jangan sampai terlambat tiba di tempat kerja. Mantu juga kerja, karena mereka memiliki program sendiri untuk menggapai impian. 

Kakek dan nenek,harus tahu diri dan belajar untuk hidup mandiri 

Sejak terjadinya perubahan tatanan hidup, maka kakek nenek suka atau tidak suka harus mau belajar untuk hidup mandiri atau tidak akan mampu bertahan hidup. Di zaman Now hasil tempaan zaman, kakek nenek sudah menjadi manusia yang mandiri. Mengatur keuangan sendiri dan dari mulai berbelanja ke pasar, memasak, membersihkan rumah, mengemudikan kendaraan atau memperbaiki sepeda yang rusak. 

Bagi kakek nenek yang mengikuti perkembangan zaman dan menggunakan Ponsel serta Laptop, harus mau belajar bagaimana menggunakannya ,menulis dan mengupload gambar. Tidak mungkin lagi menunggu anak cucu pulang kerja atau  pulang sekolah. karena mereka pulangnya sudah malam dan punya kesibukan tersendiri.

Bahkan untuk mendapatkan kesempatan bisa makan bersama anak mantu cucu, mungkin hanya sebulan sekali, karena anak mantu cucu, tidak jarang harus keluar kota dan bahkan keluar negeri,karena urusan pekerjaan.

Ilustrasi: Tribun News
Ilustrasi: Tribun News
Kakek Nenek Tidak Bisa Pura Pura Sakit Lagi

Dijaman jadul dulu, tidak jarang orang tua,hanya karena ingin mendapatkan perhatian dari anak cucu, berpura pura sakit. Maka anak mantu dan cucu cucu datang,walaupun mereka tinggal di daeerah berbeda. Membawa bubur ayam,cendol  dan apa saja,makanan kesukaan kakek nenek untuk menyenangkan hatinya. 

Kalau diera Zaman Now jangan bilang mau pura-pura sakit, bahkan sakit benaran harus mampu mengurus diri sendiri, karena anak mantu dan cucu cucu, sangat sibuk dengan pekerjaaan masing-masing. Kecuali memang sakitnya gawat dan perlu dirawat dirumah sakit, maka terpaksa anak mantu cucu cucu, bolos demi untuk datang membezuk.

Kakek nenek di era milineal, harus mampu menahan diri dan tidak lagi mengumbar petatah petitih dan segala macam nasihat, karena sudah bukan zamannya lagi. Saya dan istri sadar diri,untuk secara maksimal meng upgrade diri, untuk dapat menjadi kakek nenek milineal. 

Kami beruntung, disediakan rumah tinggal yang nyaman di tepi pantai di Burns Beach dan dikasih mobil Kluger dan mendapatkan perhatian yang luar bisaa,baik dari anak anak kami yang tinggal di Australia maupun yang tinggal di Jakarta. 

Setiap hari,saya mengemudikan  kendaraan ,didampingi istri tercinta, singgah ditepi sungai atau ditepi danau dan menikmati makan siang ditemani burung burung yang bebas berterbangan disana. Mau apalagi kalau bukannya bersyukur?

Tips Mempersiapkan Diri Menjadi Kakek Nenek Mandiri

Kerja keras sejak muda, menghemat dan menabung untuk masa depan anak anak dan jangan lupa mempersiapkan juga untuk hari tua kita kelak,Karena zaman sudah berubah. 

Jangan juga menganggap anak anak kita,sebagai inventasi,yang kelak bisa dijadikan seperti mesin ATM. Belajarlah menjadi manusia yang mandiri sedini mungkin, agar kelak ketika menua tidak lagi gamang ketika segala sesuatu harus dilakukan sendiri bersama pasangan gaek kita. 

Karena anak cucu kita berhak memiliki waktu untuk mengurus diri mereka. Jangan sampai keberadaan kita menjadi batu sandungan bagi anak cucu untuk dapat meraih cita cita hidup mereka. 

Disamping itu, menjaga kesehatan tak kurang pentingnya, karena bila tidak sehat, maka seberapa banyakpun uang di tabungan, dalam waktu sekejab akan habis untuk berobat kesana kemari. Masa tua itu harus dirancang sejak kini, jangan cuma berdoa dan berharap, tapi perlu kerja keras untuk mendukung doa kita

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun