Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Hidup yang Tidak Akan Pernah Datang Lagi

16 November 2018   17:23 Diperbarui: 16 November 2018   17:50 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mainan Lainnya:

Gasing yang dibuat sendiri dari dahan pohon dan ada :"patok lele" yang dibuat dari potongan rotan ,serta main kelereng.Sementara anak anak perempuan mainan mereka adalah :"main poci " atau "main petak umpat",yang istilah bahasa Padangnya adalah :" main suruk mancik" Bagi anak anak perempuan yang masih balita,main masak masakan.

Anak anak perempuan tempo dulu,sangat dilindungi oleh anak laki laki.Kalau ada anak laki laki dari kampung lain,yang mencoba menggoda anak perempuan dari kampung  kami,maka akan dihajar ,walaupun yang mengganggu jauh lebih besar dibandingkan kami yang  masih di SMP.Kami berikan pengajaran,sehingga kapok dan tidak pernah berani lewat dikampung kami lagi. 

Perkelahian antar kampung

Kalau ada yang ingin membalas dendam,karena dihajar oleh anak anak dikampung kami,maka ia akan kembali dengan membawa :"preman " dari kampungnya. Tapi pada waktu itu,tidak ada perang tawuran ,seperti kini. Pada waktu itu,masing masing mengeluarkan :"jagoan" .Kemudian jagoan dari kedua belah pihak berantem.hingga ada  yang kalah.Kedua belah pihak,tidak pernah bawa bawa senjata untuk berkelahi,melainkan dengan tangan kosong.

Semuanya Hanya Tinggal Kenangan

Kalau semuanya mau ditulis secara rinci,mungkin perlu satu buku. Maka sebelum bosan membacanya,saya sudahi sampai disini saja dulu,dengan ucapan terima kasih kepada Capt.Maha Dewa,yang telah memberikan ide untuk menulis kisah usang ini.

Intinya,dimasa dulu,kenakalan remaja sudah ada ,termasuk saling berantem. Tapi satu hal positif adalah anak laki laki dimasa itu,sangat menghormai anak anak perempuan dan tidak pernah ada yang menyentuh,kecuali memang pacarnya.Sejak saya lahir,hingga dewasa,dikampung kami tidak pernah terjadi pelecehan terhadap  kaum wanita Mentallity ini,terbawa hingga kami dewasa dan menua,yakni berani melawan siapapun yang mencoba menganggu atau menindas ,tapi sangat menghormati kaum wanita .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun