Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

6 Tahun Bergabung di Kompasiana

17 Oktober 2018   20:55 Diperbarui: 17 Oktober 2018   21:18 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Kompasianers di Perth/ dok.pribadi

Tanpa terasa, enam tahun saya sudah bergabung di Kompasiana. Secara pribadi saya sudah merasa menjadi bagian dari Kompasiana, sehingga hampir setiap ada event Kompasianival, saya dan istri selalu menyempatkan diri untuk  kembali ke Indonesia khusus untuk dapat hadir dalam acara Kompasianival agar dapat bertemu dengan teman teman. Kecuali ada kepentingan yang tidak  dapat ditunda, sehingga menyebabkan kami tidak bisa hadir.

Motto sharing and connecting, sejak awal sudah memotivasi saya dan istri untuk mencari kesempatan Kopdar dengan teman teman di berbagai kesempatan. Antara lain di Padang, Jambi, Medan, Pekanbaru, Bali, Jakarta, Yogyakarta dan Semarang bahkan dengan Kompasianers di Perth di Wollongong dan di Italia.

Bersama Kompasianers di Perth/ dok.pribadi
Bersama Kompasianers di Perth/ dok.pribadi

Berbagi Pengalaman 

Sejak bergabung di Kompasiana, saya baru memahami,bahwa ternyata menulis naskah buku berbeda dengan menuis di Kompasiana. Karena kalau menulis naskah buku, kita hanya menulis hingga selesai dan menyerahkan naskah ke Penerbit, Selanjutnya urusan tata letak gambar adalah menjadi urusan dari Editor. 

Tapi menulis di Kompasiana, harus mencari gambar pendukung yang tepat, kemudian mengedit ukurannya agar sesuai dengan ketentuan Adimin, yakni dibawah 2 MB. Kemudian menempatkan sumber gambar yang digunakan agar tidak dihapus oleh Admin. 

Untuk dapat melengkapi tulisan saya dengan gambar pendukung dibutuhkan waktu lebih dari satu bulan, Bahkan pernah saya datangi kantor Kompasiana di Palmerah dengan menenteng Laptop untuk belajar dengan Mas Isjet pada waktu itu.

6 Tahun 3.761 Artikel

Selama enam tahun di Kompasiana, menurut data terdapat 3.761 Artikel kalau dihitung 6 X 365 hari = 2.190 hari, maka tekad saya untuk menulis one day one artikel sudah terpenuhi. Walaupun dari segi mutu tulisan sejujurnya, saya masih harus belajar lebih giat untuk meningkatkannya.

kalau dbandingkan dengan tulisan saya yang mendapatkan tempat di Headline, hanya segelintir saja,yakni cuma 15 persen dari total jumlah artikel saya. HL ini membuktikan bahwa seharusnya saya tidak boleh cepat-cepat senang, karena sudah berhasil memenuhi target pribadi yakni minimal rata rata 1 artikel dalam sehari, Karena dari segi kualitas tulisan masih terpaut jauh dari teman-teman.

dok.kompasiana
dok.kompasiana
Kendala yang Dihadapi

Karena kegiatan saya pribadi hampir setiap hari ada saja kegiatan keluar rumah, maka seringkali Laptop saya sandang ke mana-mana, Karena kalaau menunggu pulang ke rumah baru menulis, sudah terlalu larut malam.Karena itu dalam tas yang saya sandang, di samping laptop juga selalu dilengkapi dengan charger dan  internet yang bisa dibawa kemana-mana, Belum lagi kalau Kompasiana lagi ngambeq, sehingga tidak bisa login, walaupun sudah mencoba dengan berbagai jalan,

Kompasiana Menyembatani Hubungan Yang Sudah Terputus 

Karena tulisan saya dibaca oleh berbagai kalangan, maka sejak menulis di Kompasiana, teman-teman dan kerabat yang sudah terputus hubungan sejak bertahun tahun lalu, kini telah dipertautkan kembali, karena mereka membaca tulisan saya di Kompasiana. 

Walaupun tulisan saya masih banyak kekurangannya, namun setidaknya sudah menyebabkan cucu-cucu dan orang sekampung saya ikut bangga, bahwa saya masih eksis di Kompsiana. Sehingga dengan demikian, bilamana mau dihitung untung rugi menulis di Kompasiana, maka disamping  merupakan cara untuk melawan lupa, sekaligus tulisan tulisan saya kelak, bukan hanya merupakan warisan untuk anak cucu, tapi juga bagi semua orang yang bisa berbahasa Indonesia, serta sekaligus menyembatani hubungan yang sudah sempat terputus dengan teman teman  dan sanak famili, Dan  kesempatan tak ternilai karena mendapatkan peluang menjaring persahabatan dengan sesama Kompasianers

Kekurangan Diri Yang Saya Rasakan

Disamping mutu tulisan yang perlu saya perbaiki,ada satu hal lagi yang hingga kini masih belum mampu saya lakukan, yakni mengunjungi tulisan teman-teman. Hal yang seharusnya saya lakukan, namun ternyata masih jauh ketinggalan. 

Terima kasih kepada Kompasiana dan teman-teman yang selalu memberikan supportnya, walaupun seringkali saya lalai berkunjung, Tak lupa terima kasih kepada Admin, yang sudah membantu mengeditkan judul tulisan dan gambar dari artikel saya. Salam Kompasiana !

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun