Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yang Membuat Hidup Semakin Rumit Adalah Pola Pikir Kita

5 Oktober 2018   12:31 Diperbarui: 5 Oktober 2018   12:38 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Ada orang hidup sederhana,tapi dapat menjalani hari harinya dengan penuh sukacita,Sebaliknya ada orang yang hidup berkecukupan,namun wajahnya tampak murung dan kening yang berkerut. Mengapa bisa terjadi demikian? Padahal menurut logika,orang yang hidupnya pas pasan,justru adalah orang yang menderita,karena ada begitu banyak kebutuhan hidupnya yang belum terpenuhi .

Dan orang yang hidupnya sudah mapan,seharusnya sudah dapat menikmati hidup dengan santai. Karena semua yang dibutuhkan sudah ada .Rumah sudah milik sendiri,anak dan istri tidak kekurangan apapun. Bahkan menempati posisi penting ditempat pekerjaan.

Pola Pikir Yang Keliru Menciptakan Suasana Hati Yang Tidak Nyaman

Penyebab terbesar hal seperti ini bisa terjadi adalah karena pola pikir .Orang yang berpikiran jernih,melihat kebawah.Bahwa diluar dirinya ,masih teramat banyak orang yang hidupnya jauh lebih menderita.Bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari harian,harus menjadi kuli angkat.

Hidup sebagai kuli ,tidak ada jaminan sama sekali. Mau sakit,istri melahirkan atau apapun alasannya ,adalah menjadi urusan pribadi. Pada prinsipnya,datang dan kerja,dapat uang. Tidak masuk kerja ,jangan berharap akan mendapatkan apapun.

Dengan menengok kebawah,maka rasa syukur akan memenuhi seluruh relung hati .Sehingga walaupun banyak harapan yang belum terpenuhi,setidaknya sudah dapat menikmati hidup secara layak.Anak bisa disekolahkan,rumah tangga beres dan walaupun sehari harisan,hanya memanfaatkan sepeda motor ,setidaknya sudah dapat menjalani hidup layak bersama anak istri dan tidak harus menjadi kuli,hanya untuk sebungkus nasi rames.

Pola Pikir Yang Keliru

Bahwa setiap orang  bercita cita untuk memperbaiki nasib keluarga,namun seharusnya tetap menyukuri apa yang sudah ada pada kita.Tapi karena saking terobsesi untuk sesegera mungkin mencapai impian hidupnya,maka secara tanpa sadar telah menghanyutkan orang kedalam pola pikir yang keliru.yakni menciptakan :"over expectation" terhadap dirinya dan keadaan diluar 

Hal ini akan menghadirkan rasa tidak puas terhadap banyak hal.Baik rasa tidak puas terhadap diri sendiri,terhadap istri dan juga terhadap anak anak. Karena dalam alam pikirannya,bahwa segala sesuatu  keinginannya akan dapat dijadikan realita secepat hasrat hatinya. Lupa bahwa sehebat apapun seseorang,mustahil dapat  menguasai kondisi yang terjadi diluar kemampuan dirinya.

Sebagai contoh.:Seluruh rencana yang sudah dipersiapkan secara matang,bisa jadi tertunda,karena berbagai faktor:

  1. hujan lebat
  2. banjir
  3. mitra kerja sakit
  4. atau diri sendiri sakit

Karena tidak terbiasa menerima kondisi yang berbeda dengan apa yang diharapkan,maka hal hal kecil dapat menyebabkan orang menjadi murung sepanjang hari.

 Kemurungan ini,akan mengimbas dalam hubungan berinteraksi dalam keluarga,maupun dilingkungan dimana ia berada.Dan bila dibiarkan berlarut larut,akan menjerumuskan orang menghancurkan masa depannya sendiri secara perlahan tapi pasti

Menjaga Agar Pola Pikir Tetap Positif

Disamping memiliki akal budi,kemampuan untuk berpikir ,manusia juga memiliki cita rasa,yang tidak selalu berjalan selaras .Disinilah sikap mental kita diuji,mampukah kita mengalahkan diri sendiri,dengan mengenyampingkan pikiran yang dapat menghanyutkan diri kita kedalam pola pikir ang keliru atau tidak.

Hal ini menjadi sangat penting,karena menjadi penentu hidup kita. Orang yang tidak mampu mengalahkan diri sendiri,maka suasan hatinya akan selalu dirundung kemurungan,was was dan perasaan galau sepanjang hari. 

Sebaliknya,bila mampu mengalahkan diri sendiri dan dapat menerima apapun hasil kerja keras dirinya,akan membuat hidupnya tentram  dan jauh dari kemurungan. 

Menjadikan dirinya manusia yang tahu bersyukur dan peduli akan penderitaan orang lain. Sebaliknya,orang yang selalu dirundung kemurungan,akan menjauhkan dirinya dari rasa syukur dan bersikap apatis terhadap lingkungan,bahkan terhadap anak istri yang sakit,karena seluruh pikiran dan hatinya,hanya tertumpu pada dirinya sendiri.

Hidup adalah sebuah pilihan dan setiap orang berhak untuk memilih jalan hidup masing masing, Namun ada hal yang patut diingat adalah bahwa salah memilih jalan hidup,belum tentu akan ada jalan  untuk kembali lagi. Karena sering kali,orang baru sadar,ketika semuanya sudah terlambat.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun