Karena hidup penuh dengan misteri yang seringkali  tidak terjangkau oleh nalar dan kemampuan berpikir kita. Ada begitu  banyak hal yang sebelumnya sama sekali tidak termasuk dalam prediksi  kita, tiba tiba saja bisa terjadi. Apapun penyebabnya, hasilnya adalah  ambruknya, usaha yang sudah kita bangun bertahun tahun.Â
Seakan terimbas  tsunami, seluruh harta kekayaan yang berhasil dikumpulkan dengan kerja  keras siang malam, dalam waktu sekejab terlibas habis. Bagaikan jatuh  kedalam jurang yang amat dalam,hidup yang tadinya sudah mapan, tiba tiba  mengalami keterpurukan.
Karena itu  lulus dengan predikat cumlaude di universitas, bukan berarti secara  serta merta bisa lulus dalam ujian di universitas kehidupan Seperti  kata pribahasa :"Not Altitude bring people to success, but attitude."  Bukanlah ketinggian ilmu yang menghantarkan seseorang menjadi sukses,  tetapi sikap mentalnya.
Pikiran Selalu Mendahului Realita
Sebelum segala sesuatu terwujud menjadi kenyataan,sesungguhnya sudah ada dalam pikiran kita. Sebagai contoh sederhana,sebelum kita sampai ketempat yang dituju,pasti dalam pikiran kita sudah ada gambaran untuk kesana.Oleh karena itu ,tidak berlebihan bila dikatakan bahwa setiap orang adalah desainer bagi nasib dirinya sendiri.Â
Setiap orang secara bebas merancang ,hidup seperti apa yang ingin dijalaninya kelak. Tidak ada seorangpun yang dapat memilih,dimana ia akan dilahirkan ,tapi setiap orang dapat memilih,hidup seperti apa yang diimpikannya.
Karena itu perlu hati hati dalam menentukan pilihan hidup kita. Karena bila salah membajak  sawah,maka yang akan rusak adalah padi semusim.tapi salah menentukan pilihan hidup,maka yang akan rusak adalah seluruh hidup kita.Sekali lagi,jangan lupa :" You  are the Desainer of your destiny"Â
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H