Tak ada rasa bersalah pada wajahnya.Yang ada hanyalah sinar matanya yang kering dan keras. Seperti kata pribahasa,dengan memandang kedalam mata seseorang,maka kita dapat menjenguk kedalam jiwanya.Â
Maka dengan memandang kedalam matanya,yang keras,kentara benar bahwa sejak kecil mahasiswa ini sama sekali tidak merasakan ksih sayangdari kedua orang tuanya,maupun neneknya Malahan menurutnya,justru ia merasakan kerinduan yang mendalam terhadap anjing yang dipeliharanya sejak kecil.
Kisah Lain
Tetangga kami dulu sangat kejam terhadap anak anaknya sendiri,Demi menjaga wibawanya.bila kedapatan anaknya  melakukan kesalahan ,seperti misalnya memecahkan gelas tanpa sengaja,maka hukumnnya adalah ditelanjangi dan diikat dibawah terik matahari,kemudian kaki anaknya ditaburi gula,sehingga semut semut merah mengerogiti kaki anaknya. Bila ada yang mencoba menasihati,terus dibenta: "jangan campur urusan gua ajari anak!"
Ketika anak  anaknya sudah dewasa,tak satupun yang mau  tinggal dirumahnya.Sehngga sewaktu sekarat dan menghimbau himbau anaknya,tidak ada yang datang. Bahkan ketik ia meninggal.anak anaknya hanya datang sebagai tamu dan kemudian pulang.
Kami bersyukur kepada Tuhan,ketiga anak kami,sangat mengasihi kami,berdua.bukan hanya sebatas kata kata,tapi sebagai orang  tua,kami sangat mendapatkan perhatian,tanpa pernah sekali juga kami minta.
Kembali hukum tabur tuai berlaku dalam  kehidupan berkeluaga.Yang mendidik anak anak dengan kasih sayang ,kelak dihari tua akan merasakan indahnya kasih sayang dari anak anak Dan sebaliknya,yang mendidik dengan kekerasan,akan merasakan betapa getirnya menjalani hidup menua tanpa kasih sayang anak anak.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H