Satu satunya orang yang dapat mengontrol diri kita adalah diri kita sendiri. Dengan cara mengingatkan diri bahwa kebebasan itu ada rambu rambunya.
Ibarat kita berkendara, ada rambu-rambu yang harus dipatuhi. Terlepas dari masalah tilang atau tidak semuanya adalah untuk keselamatan diri kita sendiri dan pengguna jalan lainnya.
Bila orang mengemudikan kendaraan tanpa perduli rambu rambu jalan, maka petaka sudah menunggu di depan mata hanya menunggu waktunya saja, kapan terjadi. Karena itu, dalam kehidupan walaupun memiliki kebebasan penuh kita perlu mawas diri dengan jalan mematuhi rambu rambu yang berlaku dalam hidup bermasyarakat, yakni:
- ada tenggang rasa
- kepedulian terhadap lingkungan
- menghargai hak orang lain
- memahami bahwa dunia milik bersama
- bukan milik satu orang atau golongan tertentu
Wasit Harus Adil Dan Menghindarkan Diri Dari Keberpihakan
Disamping orang perorang dituntut untuk mampu mengontrol diri namun tak kurang pentingnya adalah peran "wasit"yang mengawasi jalannya kebebasan dalam mengekspresikan keinginan seseorang.
Siapapun yang melanggar aturan seharusnya ditindak tanpa pandang bulu terlepas dari komunitas mana Pelakunya berasal. Kalau "Wasit" hanya bertindak sebagai layaknya penonton, maka sudah terbayangkan kelak di negeri kita akan tercipta demokrasi yang amburadul.
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Juru Bicara BIN:
"Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto menegaskan lembaga BIN memiliki tanggung jawab dalam menciptakan keamanan.
Wawan menyatakan, tugas dan fungsi BIN tertuang dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011. "Yang di Pekanbaru, Riau, memang banyak pihak yang bertanya kepada kami. Kami sebagai jubir BIN, BIN itu bertugas menjaga marwah konstitusi, aturan main yang sudah disepakati di Republik Indonesia harus ditegakkan supaya tidak terjadi pelanggaran,” kata Wawan saat konferensi pers di daerah bilangan Jakarta Selatan, Pancoran, Senin (27/8/2018) (sumber: https://nasional.kompas.com)
Tjiptadinata Effendi