Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kiat Menjalani Hidup di Negeri Orang

23 Agustus 2018   23:33 Diperbarui: 23 Agustus 2018   23:34 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa Tinggal di Australia?

Satu satunya alasan kami tinggal di Australia,adalah karena 2 putra dan putri kami,bersama keluarga mereka berada di Australia.Bila kami tidak mendapatkan izin menetap,maka berarti setiap kunjungan,kami harus mengurus visa. Dalam usia yang sudah mencapai usia  senior ,tidak mudah mendapatkan visa masuk ke Australia. Harus melakukan total medical check up,yang sekali menjalaninya,menghabiskan dana jutaan rupiah.Belum lagi sibuk mengurus visa.  Maka dengan menjadi Permanent Resident,kami berdua bebas untuk mengunjungi putra kami yang kedua di Jakarta,bersama keluarganya.Sebaliknya,bilamana kami tidak memegang  izin menetap di Australia,maka kami tidak dapat sesukanya mengunjungi anak cucu kami di Australia

Banyak Orang Indonesia Yang Tidak Betah Tinggal di Australia

Entah sudah berapa banyak keluhan dari keluarga sesama orang Indonesia,yang tinggal di Australia,mengeluh,bahwa orang tua mereka tidak betah tinggal di Australia.Baru sebulan sudah minta dipulangkan,padahal visa kunjungan berlaku hingga tiga bulan."Pak Effendi dan Bu Roselina,bantu dong  membujuk orang tua kami ,agar  betah tinggal disini,Sayang sekali visa berlaku untuk tiga bulan ,baru sebulan sudah tidak tahan.Alasan orang tua,bosan" Begitulah kira kira nada yang diucapkan kepada kami. Tapi,bagaimana cara membujuk orang tua? Kalau membujuk anak anak ,gampang,diajak ke taman dan main main,mungkin mereka betah.Membujuk orang tua,sungguh kami tidak mampu. 

Akhirnya,rata rata para orang tua,yang datang ke Australia,karena kangen bertemu anak cucu yang tinggal disini,tapi begitu dua minggu berada di Austalia,malah katanya kangen teman teman di kampung  halaman .Ada juga yang kangen ngumpul di kedai kopi dikota asalnya di Indonesia

dok.pribadi
dok.pribadi
Bagaimana Cara Kami Mengisi Hari Hari  Kami

Pertama  kami tiba di sini,langsung bergabung dalam kursus bahasa Inggeris ,yang memang disediakan secara gratis, bagi para pendatang,Di kelas ini,yang merupakan gabungan dari para pendatang seluruh dunia,kami menemukan keasyikan tersendiri, Saling mengenal berbagai suku bangsa di dunia,walaupun dalam keterbatasan berbahasa.

Ikut kegiatan yang diadakan oleh komunitas orang Indonesia ,ikut serta dalam acara nonton   bareng antar generasi,serta bergabung dengan club club yang anggotanya terdiri dari berbagai suku bangsa  di dunia. Dapat dikatakan,hampir tidak ada kegiatan yang kami lalui,tanpa keikut sertaan kami,termasuk berbagai kegiatan sosial.

dok.pribadi
dok.pribadi
ikut serta dalam berbagai kegiatan,termasuk dalam acara makan bersama,tanpa memperdulikan perbedaan suku,budaya dan perbedaan agama.Yang penting,kami membuka  diri untuk menjadi  sahabat siapapun,selama tidak dalam kegiatan terlarang atau yang membahayakan, Kami ikut camping dan hidup bergaul dengan suku bangsa apapun,selama kami berdua diterima dalam lingkungan mereka. Dan dengan penuh rasa syukur,hingga saat ini,belum pernah kami mengalami masalah dalam pergaulan disini

Dalam berbagai  kegiatan sosial,termasuk festival kesenian dan festival kuliner,kami hampir tidak pernah absen.Bilamana perlu,maka kami mempersiapkan Rendang Padang dan Nasi Goreng,untuk dimakan bersama sama.Ternyata melalui masakan,kita dapat menanamkan image positif  terhadap negara dan bangsa indonesia.

Kesimpulannya adalah :" Jangan pernah menutup diri untuk pergaulan,maka kita akan betah berada dimana saja.!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun