Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sulit Mengatakan "Tidak" pada yang Membutuhkan Bantuan

21 Agustus 2018   23:32 Diperbarui: 22 Agustus 2018   08:35 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dokumentasi tjiptadinata effendi

Terutama Ketika Orang  Sangat Membutuhkan Bantuan Kita

Ada kata kata bijak mengatakan ,bahwa kita harus berani mengatakan :"tidak" . Secara teori ,memang sangat mudah.Apalah susahnya mengatakan kata:"tidak?" Hanya satu kata saja .Namun dalam kehidupan nyata,teori tersebut seringkali tidak dapat diterapkan,terutama bila orang membutuhkan bantuan kita.

Kalau kita diundang makan ,tidak sulit mengatakan :" TEerima kasih .Tapi maaf,saya barusan makan. Atau ada orang yang menawarkan asuransi ,maupun barang  barang lainnya, juga dengan mudah kita bisa mengatakan:"Maaf ya, saya sudah punya " atau :" Lain kali ya,saat ini saya lagi sibuk"Tapi bilamana dimalam hari,ketika kita sedang tidur nyenyak,terus ada yang mengetuk pintu dan dengan suara memohon mengatakan :" Maaf pak,saya mengganggu. 

Putri saya mau melahirkan,sedangkan suaminya masih berada diluar kota,hujan lebat ,tidak ada kendaraan. Mohon bantuan bapak " Nah,kalau dalam kondisi seperti ini,apakah kita tega mengatakan:" Maaf bu,ini kan sudah tengah malam. Bilang putri ibu,tahan sampai besok pagi ya bu" Atau tegakan kita membohongi,dengan mengatakan mobil lagi rusak dan tidak bisa digunakan? 

Menemukan Korban Tabrak Lari

Atau suatu waktu,kita sedang terburu buru mau kerumah ibadah.Tapi ditengah jalan ,tampak  orang lagi berkerumun ,karena ada anak anak yang tergeletak berlumuran darah,akibat korban tabrak lari. Jalanan sepi,tak tampak kendaraan umum yang berlalu lalang disana. Apakah kita tega membiarkan anak tersebut tergeletak disana,karena alasan kita mau buru buru kerumah ibadah?  Rasanya sebebal apapun perasaan kita,tidak akan tega membiarkan anak tersebut tergelak disana.

Ketika Kita Sendiri Dalam Masalah

Sedang termenung diteras rumah,memikirkan uang dalam jumlah besar dilarikan oleh sahabat bisnis. Padahal jumlah uang tersebut kita kumpulkan selama belasan tahun kerja keras siang malam.Rasanya teramat sakit ditipu oleh sahabat yang sudah bertahun tahun berkerja sama dengan kita.Tiba tiba ada tetangga sekampung datang sambil  menggendong anaknya ,dengan hanya ditutupi selembar platik bekas seadanya,sedangkan hujan turun cukup lebat. 

Dengan setengah meratap ,si ibu menjelaskan ,bahwa anaknya demam tinggi .Mau dibawa kedokter,tapi tidak ada uang. Walaupun piian kia lagi kalut dan hati bergalau,namun dihadapan kita berjongkok seorang wanita ,yang memohon demi anaknya yang sakit,tegakah kita mengatakan :"tidak?"

Renungan ini ,ditulis berdasarkan pengalaman pribadi.Ternyata mengatakan :"tidak" ,kepada orang yang membutuhkan bantuan kita,sungguh bukanlah hal yang mudah.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun