Palang Merah China memberikan bantuan dana kemanusiaan se Besar US$ 100 atau setara dengan Rp 1,4 miliar kepada PMI. Bantuan ini di sampaikan Duta Besar China kepada Wakil PMI Indonesia (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty) (sumber: liputan6.com)
Hingga Saat Ini Belum Dikoreksi
Ternyata sejak dulu hingga kini,keinginan hati untuk kejar menjadi yang pertama dalam mempublished sebuah berita,sehingga terjadilah :" kecepatan mengalahkan ketepatan" masih terus terjadi. Mirisnya,terjadi pada media yang termasuk terpercaya,yakni Liputan6com. Dan hingga saat ini kesalahan yang cukup menganggu tersebut ,belum terkoreksi . "Palang Merah China memberikan bantuan dana kemanusiaan se Besar USS 100 atau setara dengan Rp 1.4 miliar kepada PMI. " Silakan ditelusuri  kalimat ini dan yang paling mencolok adalah  USS 100 =1,4 miliar rupiah?" Berarti 1 dolar = ?"Â
Walaupun pada bagian lainnya ,dijelaskan bahwa yang dimaksudkan adalah 100 ribu US. Dolar,tapi pembaca sudah terlanjur bingung,bahwa 100 dolar Amerika,bisa bernilai setara 1,4 miliar rupiah?
Membingungkan
Bilamama hal seperti ini,sekiranya dilakukan oleh seorang penulis seperti saya,tentu bisa dimaklumi,karena sebagai seorang warga biasa yang , menulis hanya sekedar hobi.Tapi bagi seorang Jurnalis,disamping kecepatan berita,tak  kalah pentingnya adalah juga :"ketepatan"  .Apalagi bila tulisan tersebut,mejadi bagian dari  Headline yang menerangkan tentang gambar pendukung.Â
Lebih lanjut,apakah memang ada gaya baru untuk menuliskan kata:"sebesar" menjadi se Besar?".
Sebagai orang yang terus belajar untuk menulis lebih baik,hal ini menjadi ganjalan bagi saya,mengingat media yang memberitakan ini adalah meida yang termasuk terpercaya.Dan secara pribadi saya banyak belajar dengan membaca cara penulisan yang benar dari  media media yang dianggap terpercaya,selain dari Kompas.com adalah juga Liputan6 com ini.
Tulisan ini mengungkapkan rasa bingung dalam diri saya,sebagai seorang yang terus belajar menulis lebih baik .Terima kasih bagi yang berkenan memberikan penjelasan.Karena saya bukan ahli dalam bahasa Indonesia. Bagi saya menulis adalah untuk melawan lupa dan sekaligus menjadi hobi mengisi masa pensiun saya dengan hal hal yang bermanfaat .Salah satunya adalah dengan menulisÂ
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H