Mulai bergabung pada tanggal 12 Oktober 2012 dan kalau dihitung secara kasar, hingga hari Juli,2018, berarti sudah hampir 6 tahun bergabung di Kompasiana ini.
Atau hampir tepatnya, 6 tahun kurang 3 bulan Yang kalau dihitung dalam hari menjadi kurang lebih 69 bulan atau sekitar 2100 hari. Dengan catatan baru mencapai 3689 artikel yang telah diposting.
Sehingga dengan demikian, tekad untuk menulis secara konsisten : "one day ,one article" terpenuhi,namun impian,untuk meningkatkannya menjadi : "one day two article, masih jauh panggang dari api." Tentu hal ini bukan dalam konteks seperti sopir angkot : "mengejar setoran", melainkan dalam mengaplikasikan  tekad menulis secara konsisten.
Mengapa Gampang Gampang Sulit?
Kalau kebetulan,lagi tidak ada acara dan banyak waktu berada dirumah,menulis adalah hal yang sangat mudah. Dalam sehari bisa menulis 4 atau 5 artikle, sama sekali tidak ada masalah. Tetapi tidak selalu kita dapat mengatur waktu sesuai maunya kita.Tidak jarang,ada beberapa jadwal yang cukup  padat dalam sehari.
Pagi hari sudah harus berangkat untuk suatu urusan. Kalau menumpang kereta api atau bis ,tidak masalah,karena Lap top bisa disandang,berikut sebuah modem ,yang siap move on. Menulis selama perjalananan panjang di atas kereta api yang sedang bergerak ataupun diatas bis yang sedang melaju,walaupun tentu tidak semudah mengetik dirumah sendiri,tapi boleh dibilang,tidak terlalu rumit.Â
Kerumitan baru terasa,bilamana kendaraan ,harus menembus terowongan berkali kali,seperti selama perjalanan panjang ,yang kami lalui beberapa hari lalu,dari Padua menuju ke Italia selatan.Dimana ada lebih dari 30 terowongan harus dilalui .Hal ini berarti ,ada 30 kali,hubungan internet terputus,selama berada dalam terowongan.
Mengejar Target dan Sekaligus Menjaga Kesantunan
Ketika tiba saat makan  siang ,maka kami berhenti untuk santap siang disalah satu restoran. Ada kesempatan baik,selama menunggu pesanan makanan siap saji,untuk menyelesaikan artikel yang sudah separuh matang diketik,selama perjalananan.
Namun ada etika,yakni kesantunan yang tak kalajh pentingnya,yang  juga harus terpenuhi. Karena di Italia, tidak tampak seorangpun,yang mengoperasikan Ponsel apalagi laptop, selama berada bersama sama anggota keluarga lainnya.
Walaupun  hanya  berempat dengan adik dan  adik ipar,namun  menghargai orang ,merupakan hukum universal,tanpa membedakan,apakah terhadap keluarga yang baru dikenal,,maupun anggota keluarga yang sudah sangat akrab dengan kita.Karena kalau kita tidak bisa menghargai orang lain,maka mana mungkin mengharapkan orang lain,menghargai kita?