Julukan di atas diberikan untuk sebuah desa kecil yang terletak dilereng curam di Italia Selatan. Menyaksikan ratusan rumah permanen bagaikan kotak kotak tersusun rapi dilereng yang terjal untuk sesaat terlintas terasa agak ngeri, seandainya terjadi longsor. Namun menurut adik kami bangunan tersebut sudah berusia jauh di atas usia kami, atau sudah ada sejak seabad lalu.Â
Menuruni jalanan sempit dan terjal dengan kendaraan sungguh membutuhkan ekstra perhatian karena lalu lintas dua arah,baik yang kendaraan yang turun,maupun yang mendaki. Tapi karena Sandro ,sudah sering kelokasi ini maka kami bersyukur selama perjalanan,semuanya aman dan  nyaman.
Disamping mendapat julukan sebagai:"The romantic village in south Italy" ,agaknya desa ini,juga layak diberikan julukan :"Desa dengan Seratus Hotel" .Karena yang tampak digambar,hampir semuanya adalah hotel dalam berbagai kelas. Dari mulai kelas penginapan yang betarifkan 75 Euro permalam,hingga hotel berbintang dengan tarif 200-300 euro permalam.Â
Dari atas tebing sudah tampak ratusan payung aneka ragam,yang berjejer ditepi pantai Jadi bagi para pengunjung,tidak perlu repot membawa  payung dari rumah,cukup memesan makanan dan minuman dari salah satu cafe disana maka sudah dapat memanfaatkan payung disana untuk tempat berteduh dari teriknya sinar mentari dan sekaligus untuk bersantai ria.
Sama sekali tidak merasa kikuk berasda ditengah mereka,walaupun bahasa yang kami gunakan adalah bahasa gado gado,yakni Indonesia,Italia dan bahasa Inggeris,
catatan: semua gambar adalah dokumentasi pribadi tjiptadinata effendi
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H