dok.tjiptadinata effendi
Selama saya dan istri berlibur di Italia, banyak ucapan selamat dari kerabat, sanak famili, dan teman teman di Indonesia. Bukan hanya selamat ulang tahun untuk istri saya yang barusan merayakan ultah ke-75, tapi ucapan selamat, karena dalam usia 75 tahun, kami beruntung, masih diberikan kesempatan untuk meikmati hidup, sambil travelling di Italia. Walaupun, sesungguhnya, ada banyak orang lain, yang juga mendapatkan kesempatan berlibur di berbagai negara.Â
Di antara, beragam ucapan selamat yang kami terima, salah satunya: "Iri, mendengarkan Opa dan Oma, di usia 75 tahun, masih keliling Eropa. Kami, jangankan keliling Eropa, keliling Pulau Jawa saja belum."
Tentu saja, mendapatkan sapaan dan sekaligus ungkapan rasa kagum, bahwa  kami beruntung, karena tidak banyak orang yang seusia kami mendapatkan kesempatan dan peluang yang sama. Ada yang  masih sehat lahir batin, tapi kondisi ekonomi tidak mendukung, untuk melakukan perjalanan jauh. Ada yang ekonomi melimpah, tapi kesehatan tidak mendukung. Selanjutnya ada juga yang dari segi ekonomi mantap dan kesehatan prima, namun pasangannya dalam kondisi tidak siap untuk diajak ke luar negeri.
dok.tjiptadinata effendi
Faktor Keberuntungan
Sesungguhnya, faktor keberuntungan, tidak terlepas dari usaha dan kerja keras kami selama puluhan tahun. Kerja keras dalam upaya membiayai hidup, memberikan pendidikan terbaik anak-anak dan menabung untuk hari tua kami.
Dan tak  kalah pentingnya adalah menjaga kesehatan sejak sedini mungkin. Karena, walaupun didukung oleh kondisi ekonomi, tapi dokter tidak mungkin mendampingi kami 24 jam sehari dan berada bersama-sama kami.
Karena itu, agar faktor keberuntungan berpihak kepada kita, perlu dipahami bahwa kita tidak hanya menabung dalam bentuk uang, tapi juga menabung kesehatan diri.
Masih ada lagi, yang tidak kalah pentingnya, yakni merawat hubungan baik, dalam setiap kesempatan dan merawaatnya sepanjang masa.
Bayangkan, betapa kami disambut oleh adik kami dan suaminya dengan antusias dan ditunggu oleh keponakan  kami yang datang dari Penang dan kami bersama-sama melalui hari-hari bersama kami dengan penuh rasa sukacita dan syukur.
Bukti Hukum Tabur Tuai Itu Benar Adanya
Seandainya dulu, kami hidup santai, hidup konsumtif, menghamburkan uang untuk membeli barang-barang mewah demi gengsi dan prestigse serta hidup seenaknya tanpa peduli akan kesehatan, maka mustahil di hari tua faktor keberuntungan bisa berkali-kali datang dan singgah dalam perjalanan hidup kami.
Karena itu, sebelum terlambat, mulailah sedini mungkin untuk mempersiapkan masa depan anak-anak. Dan jangan lupa mempersiapkan hari-hari keberuntungan kita, ketika tiba saatnya kita menua.
Bukankah ada pribahasa yang mengatakan bahwa waktu adalah karunia Tuhan  yang tidak ternilai?
Catatan:
Tulisan ini di ketik, dalam kendaraan yang melaju di jalan tol dari Padova menuju Kota Briatico, Italia Selatan. Salam hangat dari Italia.