Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Basilika Santo Antonius yang Terkenal di Dunia

27 Juli 2018   19:56 Diperbarui: 27 Juli 2018   20:13 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak pagi tadi,kami sudah berada di Basilika Santo Antonio atau Santu Antonius,yang lokasinya berada di Padova.Pada waktu kami tiba disana. masih tampak sepi,sehingga kami dengan bebas melenggang masuk kedalam Basilika, yang penuh dengan beragam pernak pernik benda benda peninggalan kuno, yang tidak ternilai harganya.

Mungkin inilah agaknya,dipintu masuk ada tanda :"dilarang memotret".Walaupun ditulis dalam bahasa Italia,yang tidak saya pahami,tapi ada gambar camera dengan tanda silang merah,sudah cukup jelas mengartikan bahwa tidak boleh mengambil gambar selama berada dalam basilika ini.

Dokpri
Dokpri
Wanita Dengan Pakaian Terbuka atau Rok Pendek  Diharuskan Mengenakan Kain

Ada lembaran kain,berwarna biru yang disediakan dipintu masuk,khususnya bagi kaum wanita yang bagian dadanya terbuka ataupun roknya kependekan, diwajibkan menutupi dirinya dengan lembaran kain ini. Dan nanti ketika keluar ,harus mengembalikan lagi ketempat semula.

Tampak para wanita yang mengenakan pakaian musim panas,yang terlalu minim,dengan sukarela mengenakan kain tersebut sebagai selendang menutupi dada atau bagian bawah pinggangnya. Sehingga mereka tidak usah dipermalukan ,karena dikeluarkan dari basilika.

Dokpri
Dokpri
Sayang Sekali Keterangan Dalam Bahasa Italia dan Jerman

Ada brosur dan lembaran kertas lainnya,yang dicetak pada kertas lux dan berwarna,namun sayang sekali ditulis dalam bahasa Italia dan bahasa German.

Sehingga bagi wisatawan yang tidak bisa kedua bahasa tersebut,terpaksa cuma melihat lihat sekeliling basilika,tanpa mendapatkan informasi, latar belakang didirikannya basilika yang terkenal di dunia ini. 

Syukur ada adik kami,yang dengan senang hati menerjemahkannya dalam bahasa indonesia. Yang dapat saya tangkap intinya adalah bahwa Antonius dari Padua ,yang dikenal juga sebagai Antonius dari Lisboa.karena memang lahir di Lisbon,Portugal,pada 15 Agustus,1195 dan meninggal pada usia 35 tahun,yakni pada 13 Juni,1231 .Sosok Antonius ,yang bernama lengkap Fernando de Bulhoes,menurut literasi berasal dari keluarga kaya,

Dokpri
Dokpri
Namun perjalanan hidupnya justru tidak menakdirkan ia melanjutkan usaha ayahnya,karena justru menekuni jalan hidup yang sederhana.

Antonius dikenal didunia,sebagai Pemegang rekod tercepat di dunia,yang dinobatkan menjadi: "Santo", Padahal lazimnya butuh waktu bertahun tahun, proses agar seseorang dapat ditentukan, layak atau tidak mendapatkan gelar "Santo " bagi laki laki dan :'Santa" bagi perempuan. Antonius,yang hanya membutuhkan waktu 352 hari setelah ia meninggal.tepatnya dinobatkan pada tanggal 30 Mei,1232

Dokpri
Dokpri
Berbagai mujizat yang dihubungkan dengan namanya,semakin membuat namanya melambung diseluruh dunia.Salah satunya adalah warga kota Padua di Italia Utara, mengangkat Santo Antonio,sebagai pelindung.

Untuk menghormati Antonio,telah didirikan sebuah basilika  yang indah dan memiliki berbagai ukiran artistik yang tidak ternilai. Pada tahun 1263, reliknya (bagian dari tubuhnya) telah dipindahkan ke Basilika ini.

antonio-1-5b5b18f8677ffb5b8f35a1b3.jpg
antonio-1-5b5b18f8677ffb5b8f35a1b3.jpg
Kagum Menyaksikan Karya Seni Yang Terdapat di Basilika Santo Antonius 

Walaupun bukan orang yang berjiwa seni dan sama sekali tidak memahami nilai seni,namun secara kasat mata,hampir setiap sudut dan lekuk dari basilika ini menampakan berbagai ornamen artistik yang indah.

Ibarat orang yang tidak mengerti musik,tapi tetap dapat merasakan indahnya sebuah konser yang dimainkan, begitulah kira kira perasaan saya sewaktu mengeliling basilika ini. Beberapa kali, secara tanpa sadar ,tangan saya bergerak. memegang camera samsung dikantong ,karena tergoda untuk memotret.tapi teringat ada larangan,maka niat tersebut saya batalkan.

Dokpri
Dokpri
Dibagian luar basilika. berjejeran orang menjual souvenir aneka ragam corak dan pernak perniknya. Istri saya berbelanja beberapa jenis barang, bersama adiknya Margaretha. Melihat harga souvenir relatif : "murah"dibandingkan dengan di Venezia, mungkin merupakan salah satu daya tarik wisatawan. Karena disini,uang recehan 1 atau 2 Euro,masih bernilai untuk dapat membeli souvenir kecil.Hampir dua jam, kami menghabiskan waktu disini dan kemudian meninggalkan lokasi ,karena sudah waktunya santap siang.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun