Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Montagnana, Bangunan Abad Ke 18 yang Masih Berdiri Megah

27 Juli 2018   10:41 Diperbarui: 27 Juli 2018   11:04 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Begitu kami mendapatkan tempat duduk dan memesan makanan untuk santap siang, dalam waktu singkat hampir seluruh tempat duduk di bagian dalam terisi penuh oleh para pengunjung, Karena ruang bagian dalam ini dilengkapi dengan fasilitas air conditioning, sementara dibagian luar,tampak kursi kosong karena terlalu panas untuk duduk makan di sana.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Makan Siang ala Italia

Secara umum, untuk santap siang disini ada pilihan menu, berupa spagetti yang diberikan bumbu daging giling dan saus tomat, ditaburi bubuk keju atau Macaroni. Lazimnya  disamping menu yang dipesan, ada roti tawar kering yang sudah dipotong potong dan disediakkan dipiring. Kalau merasa sudah lapar sementara pesanan belum tiba, ya lumayan juga menikmati sepotong roti kering,untuk menganjal perut. 

Selama sepuluh hari disini,bleum ketemu nasi,memang rasanya ada yang aneh. Maklum sejak dari mulai bisa mengunyah hingga usia melalui 75 tahun sehari harian tidak pernah absen dari nasi. Begitulah menurut perasaan saya sebagai orang indonesia, yakni makan sekenyang apapun, kalau belum dapat nasi serasa masih ada yang kurang. Sebagai penutup, ada irisan buah segar dan tentunya secangkir ekspresso, yakni kopi kental tanpa gula.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Terus berapa kira kira uang yang harus dikeluarkan untuk makan siang direstoran ini? Seperti yang sudah pernah saya tuliskan, selama di Italia, uang kami tidak laku dan kami dilarang mengeluarkan dompet oleh adik kami dan suaminya. Walaupun rasanya nggak enak juga ditraktir pagi, siang malam, tapi masa iya harus bertengkar urusan rebutan mau bayar tagihan direstoran. 

Apa yang saya rasakan adalah rasa syukur yang mendalam, Membayangkan untuk tiket pulang pergi dikasih anak anak dan untuk tinggal dan biaya hidup selama sebulan disini,ditanggung adik kami, mau apalagi kalau bukannya bersyukur? 

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun