Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kesempatan Mewawancarai Pemilik Pabrik Prosciutto, Ham Paling Tipis di Dunia

26 Juli 2018   21:47 Diperbarui: 26 Juli 2018   21:55 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usai santap siang disalah satu restoran kami diajak singgah ke Pabrik pembuatan Ham Prosciutto. Awalnya ada keraguan,karena saat itu adalah jam makan. Dan biasanya di Italia,pada jam sebagian besar toko toko ,kantor dan segala kegiatan  lainnnya dihentikan.

Sehingga karyawan bisa mendapatkan kesempatan untuk menikmati makan siang mereka. Tapi kata adik kami,tidak ada salahnya mencoba siapa tahu mau dibukakan mengingat kami datang dari jauh.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Setibanya dilokasi dan kendaraan diparkir, Margaretha  adik kami menekan tombol bel dan berbicara dalam bahasa Italia.Terdengar bunyi berdenting dan ternyata pintu elektronik,dibuka dari dalam. 

Kami diizinkan masuk kedalam pabrik dan langsung disambut oleh Pemiliknya Mr. Georgio,yang mengatakan bahwa seluruh stafnya  sedang istirahat makan siang.Tapi dengan senang hati mengajak kami masuk. 

Apalagi ketika Margaretha menyampaikan bahwa kami mengunjungi pabriknya untuk mendapatkan informasi,yang akan di publish di berita online. Dengan antusias Georgio ,mempersilakan kami masuk keruang pabrik,sambil berkata :" Ooo Jurnale.. prego prego " Yang kira kira artinya adalah :"Ooo penulis ?silakan silakan "

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Butuh Proses 18 Bulan Baru Boleh Dijual

Menurut Giorgio, yang digunakan untuk membuat Ham Proscuttio,yang setipis kertas ini,minimal sudah berusia 9 bulan dan beratnya paling  kurang  adalah 170 Kilogram. Yang diambil adalah bagian paha belakangnya saja sedangkan paha bagian depan peruntukannya adalah untuk pembuatan salami. Tidak menggunakan bahan pengawet ataupun zat perwarna,selain daripada garam. 

Suhu udara didalam ruangan dijaga agar tetap konsisten 22 derajat Celcius.  Setelah melalui proses 18 bulan,daging ini mengalami kesusutan sekitar 35 persen dan baru boleh dipasarkan. 

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Menurut Giorgio,usaha ini sudah dirintis oleh kakeknya ,seratus tahun lalu dan kini berada dibawah pimpinannya. Pabriknya membatasi diri dengan memproduksi  1.500 potong paha ,sesuai dengan kapasitas ruangan. 

Karena kalau ditumpuk,maka kualitasnya akan menurun.Dalam melakukan proses ini,ia menggaji beberapa orang karyawan,yang tugasnya  adalah melakukan pengecekan suhu ruangan dan  memeriksa ,seandainya  ada dari antaranya yang mengalami kerusakan. Karena ia ingin  menjaga reputasi yang sudah dipertahankan sejak kakeknya memimpin perusahaan ini.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Hasil Produk Hanya Cukup Untuk Konsumsi Memasok Kebutuhan Lokal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun