Usai santap siang disalah satu restoran kami diajak singgah ke Pabrik pembuatan Ham Prosciutto. Awalnya ada keraguan,karena saat itu adalah jam makan. Dan biasanya di Italia,pada jam sebagian besar toko toko ,kantor dan segala kegiatan  lainnnya dihentikan.
Sehingga karyawan bisa mendapatkan kesempatan untuk menikmati makan siang mereka. Tapi kata adik kami,tidak ada salahnya mencoba siapa tahu mau dibukakan mengingat kami datang dari jauh.
Kami diizinkan masuk kedalam pabrik dan langsung disambut oleh Pemiliknya Mr. Georgio,yang mengatakan bahwa seluruh stafnya  sedang istirahat makan siang.Tapi dengan senang hati mengajak kami masuk.Â
Apalagi ketika Margaretha menyampaikan bahwa kami mengunjungi pabriknya untuk mendapatkan informasi,yang akan di publish di berita online. Dengan antusias Georgio ,mempersilakan kami masuk keruang pabrik,sambil berkata :" Ooo Jurnale.. prego prego " Yang kira kira artinya adalah :"Ooo penulis ?silakan silakan "
Menurut Giorgio, yang digunakan untuk membuat Ham Proscuttio,yang setipis kertas ini,minimal sudah berusia 9 bulan dan beratnya paling  kurang  adalah 170 Kilogram. Yang diambil adalah bagian paha belakangnya saja sedangkan paha bagian depan peruntukannya adalah untuk pembuatan salami. Tidak menggunakan bahan pengawet ataupun zat perwarna,selain daripada garam.Â
Suhu udara didalam ruangan dijaga agar tetap konsisten 22 derajat Celcius. Â Setelah melalui proses 18 bulan,daging ini mengalami kesusutan sekitar 35 persen dan baru boleh dipasarkan.Â
Karena kalau ditumpuk,maka kualitasnya akan menurun.Dalam melakukan proses ini,ia menggaji beberapa orang karyawan,yang tugasnya  adalah melakukan pengecekan suhu ruangan dan  memeriksa ,seandainya  ada dari antaranya yang mengalami kerusakan. Karena ia ingin  menjaga reputasi yang sudah dipertahankan sejak kakeknya memimpin perusahaan ini.