Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mantan Guru Besar Cowan University ke Swiss Khusus Menemui Kematian

1 Mei 2018   19:02 Diperbarui: 1 Mei 2018   19:28 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Profesor Berusia 104 Tahun Sudah Bosan Hidup 

Karena di Australia ,hingga saat ini,urusan euthanasia (bunuh diri melalui suntikan) dinyatakan ilegal,maka bilamana ada yang sudah memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan euthanasia,terpaksa harus mengumpulkan dana untuk perjalanan jauh dari Australia ke Switzerland. Salah satu yang melaKukannya adalah mantan Guru Besar pada salah satu universitas beken di Australia ,yakni  di E.C.U)  - Edith Cowan University, Professor David Goodall .

Setelah berulang kali gagal melakukan bunuh diri selama 12 bulan terakhir, pria berusia 104 tahun itu telah membuat keputusan untuk melakukan perjalanan ke Swiss, di mana ,euthanasia ,yakni bunuh diri dengan suntikan,secara resmi diizinkan.Karena merasa sudah tidak mampu lagi melanjutkan hidupnya,akibat merasa sakit terus menerus.

Sementara di Australia ,praktik euthanasia,dinyatakan dilarang. Ia berharap dengan kepergiannya secara sukarela untuk mati di Switzerland,akan mendorong pemerintah Australia,agar mengikuti langkah Switzerland,yakni melegalkan euthanasia.

Dibutuhkan Biaya Sekitar $.20.000

Ternyata banyak relawan yang  menaruh simpati terhadap rencana mantan Guru besar ini dan dalam waktu singkat sudah terkumpul dana ,sekitar 17.000 dolar dan masih terus mengalir.Dari hasil wawancara dari berbagai media,pria berusia 104 tahun ini, menyatakan ,sama sekali tidak merasa sedih ,memikirkan tentang rencana perjalanannya menuju kematian di Switzerland.

Kalau menurut logika kita sebagai orang Indonesia,untuk biaya menuju kematian saja,dibutuhkan dana ,sekitar 200 juta rupiah .Tapi karena menyangkut hak hidup orang,tentu kita sebagai :"outsider"sama sekali tidak berhak mencampurinya.

Hikmah Yang Dapat Dijadikan Pelajaran Hidup

Mengapa ada orang dengan tingkat intelektual yang sudah mencapai profesor,sampai terpikirkan  untuk mengakhiri hidupnya?Sementara itu ditempat lain,ada orang yang mau menjual segala harta bendanya untuk membiayai pengobatannya,agar bisa tetap hidup?

Biarlah menjadi renungan diri bagi kita masing  masing.Sehingga bilamana dikaruniai usia panjang kelak,jangan sampai kita merasa bosan hidup.Ataukah sejak dini.menghentikan doa minta umur panjang? Semua terpulang  pada diri kita masing masing.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun