Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Tunggu Bertengkar, Baru Mau Pindah Rumah

1 Mei 2018   20:48 Diperbarui: 2 Mei 2018   09:04 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi :https://depositphotos.com

Setelah Menikah Mau Tinggal Dimana?

Pertanyaan ini, hampir pasti hinggap dalam pikiran dan hati pasangan yang akan menikah. Bagi yang ekonominya sudah mapan, tentu tidak menjadi masalah, karena begitu usai resepsi pernikahan, istri sudah boleh diboyong kerumah  sendiri. Tapi bagi yang ekonomi masih pas pasan,gimana sih jalan keluar terbaik? Kalau menabung dulu,hingga cukup uang untuk membeli rumah, bisa jadi baru bisa menikah setelah usia 60 tahun, itupun kalau calon istri mau menunggu selama itu.

Kalimat yang terkesan bercanda ini,sesungguhnya dihadapi oleh hampir semua pasangan ,yang ekonominya hanya cukup untuk membiayai biaya kebutuhan hidup sehari hari,tapi belum cukup untuk membeli sebuah rumah.

Jalan Mana Yang Dipilih?

Menunggu hingga tabungan cukup untuk beli rumah baru menikah,jelas bukan  jalan yang baik,karena keburu uban tumbuh dikepala,uang belum tentgu cukup beli rumah. Jalan yang mungkin dapat ditempuh adalah :

  1. menikah dan sementara hidup menumpang dirumah mertua
  2. menikah dan kontrak rumah
  3. menikah dan sementara  tinggal dirumah orang tua

Memilih salah satu dari alternatif diatas ,tentu saja tidak ada salahnya.Tapi ada hal yang jangan sampai terlupakan. Yakni saking enaknya tinggal gratis dirumah orang tua atau dirumah mertua,sehingga lupa diri untuk berhemat dan menabung Baru sadar diri,setelah bertengkar dengan adik atau kakak ipar atau malah disindir sindir oleh mertua. 

Alangkah baiknya, selama hubungan masih manis,pindah rumah,walaupun rumah cicilan yang kecil mungil.Ketimbang menunggu diusir secara halus ,baru mau buru buru pindah,akan menyebabkan hubungan dengan keluarga menjadi rusak. Padahal mertua adalah bagian dari keluarga kita.

Jadikan Rumah Prioritas Utama  

Hindari beli mobil,prioritas utama adalah rumah.Karena kelak kalau anak anak sudah lahir,mereka dapat hidup dan bertumbuh kembang,dalam rumah orang tua mereka,bukan numpang sana sini. Punya mobil baru,hanya untuk menjaga image  atau sekedar tidak mau kalah gengsi dengan  anggota keluarga lainnya,bukanlah cara yang bijak

Jangan lupa,uang yang diinvestasikan pada barang barang bergerak,seperti mobil ,nilai realnya pasti akan semakin berkurang. Coba saja beli kendaraan  dan baru seminggu di jual lagi,walaupun hanya dipakai seminggu atau bahkan sehari,harga jualnya ,akan turun cukup banyak. Karena sekali kendaraan sudah "on the road" walaupun cuma sehari,sudah menjadi "barang bekas"

Menjaga Hubungan Baik Tidak Mudah

Menjaga hubungan baik dengan seluruh keluarga ,dimana kita menumpang tinggal tidak mudah. Betapapun baiknya sikap mertua dan seluruh keluarga,namun sebagai orang menumpang,tentu kita harus tahu diri.Dimulai dari hal hal yang tampaknya sepele.seperti misalnya:

  • beli  makanan dan dibawa masuk ke kamar,gimana rasanya?
  • mau dibelikan untuk seisi rumah,mana tahan?
  • mata sudah sangat ngantuk,tapi bunyi  musik hiruk pikuk dari :"tetangga" disebelah
  • mau ajak teman datang kerumah ,rasanya gimana tuh?

Karena itu,jadikanlah rumah menjadi target dan prioritas utama.Walaupun kecil dan sempit,jauh lebih baik,ketimbang rumah besar,tapi perasaan kita tertekan. 

Pindah rumah,selama hubungan dengan mertua dan seluruh keluarga masih manis, adalah jalan terbaik.Daripada menunggu hingga disindir sindir,baru mau pindah,akan menyebabkan hubungan antara keluarga menjadi rusak. Apalagi kalau sampai ditanyai :"Kapan mau pindah ?",gimana rasanya?

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun